9 Aturan Kegiatan Hari Waisak di Candi Borobudur yang Harus Dipatuhi Pengunjung

9 Aturan Kegiatan Hari Waisak di Candi Borobudur yang Harus Dipatuhi Pengunjung
Ilustrasi aturan mengikuti kegiatan Waisak di Candi Borobudur (Instagram/borobudurpark)

LINGKARWILIS.COM – Hari Waisak merupakan perayaan penting dalam tradisi agama Buddha, yang diperingati setiap tahun untuk memperingati kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha.

Di Indonesia, salah satu tempat yang menjadi pusat perayaan Hari Waisak adalah Candi Borobudur, sebuah situs warisan dunia yang terletak di Magelang, Jawa Tengah.

Perayaan Hari Waisak di Candi Borobudur menjadi momen yang sangat spesial, bukan hanya bagi umat Buddha, tetapi juga bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana sakral dan budaya yang kental.

Namun, mengingat kepadatan pengunjung yang datang dari berbagai penjuru dunia dan pentingnya menjaga kelestarian budaya, ada beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung yang ingin mengikuti kegiatan Hari Waisak di Candi Borobudur.

Berikut adalah beberapa aturan yang perlu diperhatikan oleh pengunjung yang ingin mengikuti perayaan Hari Waisak di Candi Borobudur.

Sambut Libur Panjang Waisak, KAI Daop 7 Tambah Gerbong di Stasiun Kediri

1. Mendaftar dan Mengikuti Prosedur Pendaftaran

Untuk mengikuti perayaan ini, pengunjung diwajibkan untuk mendaftar terlebih dahulu.

Biasanya, pendaftaran dilakukan secara online atau melalui panitia yang terlibat dalam acara tersebut.

Pendaftaran ini penting untuk mengatur jumlah peserta dan memastikan kenyamanan serta keamanan selama perayaan berlangsung.

Oleh karena itu, pastikan kalian telah mengikuti prosedur pendaftaran dengan tepat waktu.

2. Mematuhi Jam Kegiatan

Rangkaian acara biasanya dimulai sejak malam hari dan berlangsung hingga dini hari.

Pengunjung diminta untuk datang tepat waktu dan mengikuti rangkaian acara dengan tertib.

Perayaan dimulai dengan prosesi pelaksanaan doa dan meditasi, dilanjutkan dengan pengambilan api abadi dari Mendut hingga Borobudur.

Pengunjung disarankan datang lebih awal agar dapat mengikuti prosesi dengan lancar.

3. Berpakaian Sopan dan Sesuai

Karena perayaan ini memiliki nilai religius yang tinggi, pengunjung diharapkan untuk mengenakan pakaian yang sopan dan sesuai dengan suasana sakral.

Hindari mengenakan pakaian yang terlalu santai atau terbuka. Banyak pengunjung yang memilih untuk mengenakan pakaian putih atau pakaian tradisional yang mencerminkan kesakralan acara.

4. Menjaga Ketenangan dan Ketertiban

Saat mengikuti prosesi atau meditasi, pengunjung diharapkan untuk menjaga ketenangan dan tidak membuat keributan.

Mengingat banyaknya umat yang menjalankan ritual ibadah, sangat penting untuk menghormati suasana dan menjaga keheningan.

Pengunjung juga diingatkan untuk tidak berbicara keras, berteriak, atau melakukan tindakan yang dapat mengganggu jalannya acara.

5. Menghormati Pribumi dan Kepercayaan Lokal

Borobudur adalah tempat suci yang dihormati oleh umat Buddha dan masyarakat sekitar.

Oleh karena itu, sangat penting bagi pengunjung untuk menghormati adat dan kepercayaan lokal.

Hindari perilaku yang tidak sopan, seperti merusak properti, menginjakkan kaki di tempat yang tidak semestinya, atau berbuat onar.

Pengunjung juga disarankan untuk tidak mengambil gambar atau video di area-area yang dilarang.

6. Dilarang Membawa Barang Terlarang

Borobudur sebagai situs warisan dunia dan tempat ibadah memiliki peraturan ketat terkait barang yang boleh dan tidak boleh dibawa.

Pengunjung tidak diperbolehkan membawa barang-barang terlarang seperti senjata, narkoba, atau bahan berbahaya lainnya.

Selain itu, benda tajam, rokok, alkohol, dan makanan juga tidak diperkenankan di dalam area acara.

Pastikan untuk memeriksa barang bawaan Anda sebelum memasuki kawasan Borobudur.

7. Mematuhi Petunjuk Keamanan dan Pengawasan

Keamanan selama perayaan menjadi prioritas utama. Pengunjung wajib mengikuti petunjuk keamanan yang diberikan oleh petugas dan panitia.

Proses pemeriksaan di pintu masuk akan dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada barang terlarang yang dibawa.

Selain itu, petugas keamanan juga akan mengawasi jalannya acara untuk memastikan semuanya berjalan dengan tertib dan aman.

8. Jaga Kebersihan dan Kelestarian Situs

Borobudur adalah salah satu warisan budaya dunia yang ada di Indonesia dan harus dilestarikan.

Oleh karena itu, pengunjung diharapkan untuk menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan.

Pihak pengelola menyediakan tempat sampah di beberapa titik, dan pengunjung diimbau untuk memanfaatkannya.

Menjaga kebersihan juga berarti turut berpartisipasi dalam pelestarian situs bersejarah ini.

9. Menghindari Perilaku yang Mengganggu

Selain menjaga ketertiban, pengunjung juga diminta untuk menghindari perilaku yang dapat mengganggu umat yang sedang beribadah, seperti berbicara terlalu keras atau melakukan tindakan yang mengalihkan perhatian.

Jika membawa anak kecil, pastikan mereka tetap dalam pengawasan dan tidak mengganggu prosesi.

Mengikuti perayaan Waisak di Candi Borobudur adalah pengalaman yang penuh makna dan spiritual.

Namun, untuk menjaga kelancaran dan kehormatan perayaan Waisak, sangat penting bagi pengunjung untuk mematuhi aturan yang berlaku.

Dengan menghormati adat, menjaga ketertiban, dan menjaga kebersihan, pengunjung dapat berpartisipasi dalam perayaan Waisak di Candi Borobudur dengan penuh rasa hormat dan mendapatkan pengalaman yang lebih bermakna.

Penulis: Rafika Pungki Wilujeng
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *