Daerah  

Aliran Coban Kromo Tulungagung Mengering, Tradisi Ngedus Kucing Kembali Digelar

Aliran Coban Kromo Tulungagung Mengering, Tradisi Ngedus Kucing Kembali Digelar
Prosesi ritual Manten Kucing atau Ngedus Kucing yang dilakukan di kawasan Coban Kromo masuk Desa Pelem Kecamatan Campurdarat Tulungagung (isal/memo)

LINGKARWILIS.COM – Aliran air di Coban Kromo, Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung mengalami kekeringan akibat kemarau panjang.

Akibatnya, warga setempat menggelar ritual adat Manten Kucing atau Ngedus Kucing di kawasan tersebut dengan tujuan memohon hujan kepada Tuhan.

Menurut Kepala Desa Pelem, Mujialam ritual memohon hujan ini dilakukan sebagai upaya meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa agar menurunkan hujan.

Ritual memohon hujan ini dilakukan warga setempat imbas kemarau panjang yang membuat aliran air di Coban Kromo benar-benar mengering dan belum pernah terjadi sebelumnya.

95 Rumah Rusak Akibat Angin Puting Beliung, BPBD Tulungagung Beri Bantuan

Pasalnya, pada tahun-tahun sebelumnya belum pernah terjadi peristiwa seperti ini, tahun lalu meskipun musim kemarau melanda, aliran air di Coban Kromo masih tetap ada dan memenuhi kebutuhan warga.

Mujialam menyebutkan ritual Manten Kucing atau Ngedus Kucing telah dilakukan secara turun-temurun oleh warga setempat dengan maksud memohon diturunkannya hujan untuk mengatasi kekeringan.

Ia juga menambahkan ritual ini tidak digelar setiap tahun, melainkan hanya pada saat-saat tertentu, seperti ketika kemarau panjang menyebabkan aliran air di Coban Kromo mengering.

Air dari Coban Kromo sendiri sangat penting bagi warga karena digunakan untuk kebutuhan sehari-hari serta untuk mengairi lahan sawah. Namun, sejak Juni 2024, debit airnya terus menurun drastis hingga akhirnya mengering.

7 Ide Resep Kue Nikmat ala Chef Martin Praja, Cocok untuk Suguhan Tamu dan Camilan Keluarga!

Mujialam juga menuturkan bahwa menjabat sebagai Kepala Desa, ini adalah pertama kalinya air di Coban Kromo benar-benar mengering.

Ritual Manten Kucing merupakan tradisi zaman dahulu yang dilakukan ketika kemarau panjang terjadi. Kala itu, salah seorang sesepuh desa tanpa sengaja mandi bersama kucingnya di kawasan Coban Kromo, dan tidak lama setelah itu hujan deras turun sehingga mengakhiri kemarau panjang.

Kejadian tersebut akhirnya membuat warga setempat mengadopsi Ritual Manten Kucing secara turun-temurun untuk menghadapi kemarau panjang.

Mujialam menjelaskan ritual ini dilakukan dengan membawa sepasang kucing jantan dan betina dalam sebuah arak-arakan. Kucing tersebut diarak oleh sepasang pengantin dengan kembar mayang yang melengkapi prosesi.

Gebyar Posyandu Serentak di Kota Batu, Upaya Pemerintah Tekan Stunting dan Tingkatkan Kesehatan Masyarakat

Setelah diarak, kucing-kucing itu diserahkan kepada sesepuh desa, yang dalam hal ini adalah Kepala Desa, untuk dimandikan di aliran Coban Kromo. Proses ini diikuti oleh pembacaan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Setelah ritual selesai, acara dilanjutkan dengan selamatan yang dihadiri masyarakat setempat di lokasi Coban Kromo. Mujialam menegaskan bahwa warga percaya ritual ini dapat mendatangkan hujan, sehingga kebutuhan air mereka kembali tercukupi.

Reporter : Mochammad Sholeh Sirri
Editor : Shadinta Aulia Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *