Apa Alasan Indonesia Ingin Bergabung dengan BRICS?

Apa Alasan Indonesia Bergabung ke BRICS?
BRICS dan alasan Indonesia ingin bergabung dalam organisasi ini

LINGKARWILIS.COM – Menteri Luar Negeri RI, Sugiono menyatakan keinginan Indonesia untuk bergabung dengan forum kerja sama ekonomi BRICS.

Keinginan tersebut disampaikan langsung oleh Sugiono saat menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, pada Kamis (24/10).

Tapi apa sih sebenarnya BRICS itu, dan apa alasan Indonesia ingin bergabung dalam forum ini?

BRICS sendiri kepanjangan dari  Brazil, Russia, India, China, dan South Africa yang merupakan sebuah organisasi antarnegara. Saat ini anggota yang tergabung terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.

Organisasi ini awalnya didirikan untuk memperkuat peluang investasi, namun kini telah berkembang menjadi blok geopolitik yang mengadakan KTT tahunan serta mengkoordinasikan kebijakan multilateral sejak tahun 2009.

10 Resep Bekal Anak Super Simple dan Praktis Ala Chef Martin Praja, Bunda Wajib Coba!

Kerja sama bilateral antara anggota dari organisasi ini didasarkan pada prinsip non-intervensi, kesetaraan, dan saling menguntungkan.

Negara pendirinya, yakni Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok, mengadakan KTT pertama mereka di Rusia pada tahun 2009 dengan nama BRIC.

Setelah berganti nama, Afrika Selatan menghadiri KTT pertama sebagai anggota pada 2011, setelah bergabung pada 2010.

Kemudian, Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab menjadi peserta KTT pertama mereka sebagai anggota di KTT 2024 di Rusia.

Sementara Arab Saudi berpartisipasi sebagai undangan meski belum resmi bergabung.

Jika digabungkan, sejumlah negara BRICS mencakup sekitar 30% permukaan bumi dan 45% populasi dunia.

Lagu APT – Rose Blackpink feat Bruno Mars Dapat Kecaman di Malaysia, Apa Penyebabnya?

Afrika Selatan memiliki ekonomi terbesar di Afrika, sedangkan Brasil, India, dan Tiongkok termasuk di antara 10 negara terbesar di dunia berdasarkan populasi, luas wilayah, dan PDB nominal.

Sementara Rusia muncul sebagai ekonomi terbesar di Eropa berdasarkan daya beli di tahun fiskal terakhir.

Kelima anggota awal ini merupakan bagian dari G20, dengan total PDB nominal mencapai US$28 triliun (sekitar 27% dari produk domestik bruto dunia), PDB berdasarkan PPP sekitar US$65 triliun (33% dari total global).

Diketahui juga, cadangan devisa gabungan dari kelima anggota ini senilai US$5,2 triliun (per 2024).

BRICS dianggap sebagai blok geopolitik yang bersaing dengan G7, yang terdiri dari negara-negara maju, melalui inisiatif seperti New Development Bank, BRICS Contingent Reserve Arrangement, BRICS Pay, BRICS Joint Statistical Publication, dan rencana mata uang cadangan BRICS.

Lantas apa alasan Indonesia ingin bergabung dengan BRICS dan keuntungan apa saja yang akan didapat?

Melansir dari berbagai sumber, Menlu RI menyebut jika bergabung dengan BRICS merupakan implementasi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan tidak condong pada kubu tertentu.

Menlu juga menyebut jika BRICS selaras dengan program kerja dari Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Tidak hanya itu, melalui BRICS, Indonesia juga ingin mengangkat kepentingan bersama dengan sejumlah negara berkembang atau Global South.

Dengan bergabung dalam BRICS, Indonesia memiliki peluang untuk memperjuangan kebijakan yang menguntungkannya sebagai negara berkembang.

Kerjasama yang terjalin dalam BRICS akan memperkuat posisi Indonesia dalam advokasi kebijakan global yang lebih adil, seperti dalam isu perdagangan, lingkungan, dan juga kesetaraan ekonomi.

Penulis: Rafika Pungki WIlujeng
Editor: Shadinta Aulia Sajaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *