Daerah  

Cerita Cak Kun dan Sigaling Trenggalek, Wujud Syukur Atas Anugerah Hidup Kedua

Cerita Cak Kun dan Sigaling Trenggalek: Wujud Syukur Atas Anugerah Hidup Kedua
Cak Kun saat mengoperasionalkan Sigaling (angga)

Trenggalek, LINGKARWILIS.COM – Sebuah kecelakaan tragis di masa lalu mengubah hidup Soegeng Koencahyo, atau yang akrab disapa Cak Kun, secara dramatis. Peristiwa itu memberinya pandangan baru tentang hidup dan melahirkan ambulans Siaga Lingkungan (Sigaling) sebagai wujud syukur atas “kehidupan kedua” yang ia rasakan.

Di salah satu sudut Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan Trenggalek, terparkir sebuah ambulans sederhana berwarna putih di rumah Cak Kun. Kendaraan ini bukan hanya alat transportasi medis, tetapi simbol kepedulian mendalam dan keinginan untuk membantu sesama. Kisah di balik ambulans tersebut bermula pada tahun 2016, saat Cak Kun mengalami kecelakaan berat ketika sedang menuju lokasi bencana tanah amblas di Kecamatan Tugu, Trenggalek.

“Saat itu saya masih bekerja sebagai jurnalis. Ketika mendengar kabar bencana, saya langsung menuju lokasi. Namun, di tengah perjalanan, motor saya bertabrakan dengan kendaraan lain, dan saya pingsan seketika,” kenang Cak Kun, Selasa (8/10).

Baca juga : Pokmas Kota Kediri Tidak Terima Prodamas Plus 2024 Dihentikan, Datangi Kejaksaan Negeri, Konsultasi dari Sisi Hukum

Kecelakaan tersebut menyebabkan luka serius di kepalanya, hingga ia harus menjalani tiga kali operasi bedah kepala. Meskipun tidak pulih sepenuhnya, Cak Kun merasa bersyukur atas kesempatan hidup yang kedua, meski dengan kondisi fisik yang berbeda. Peristiwa itu mengubah hidupnya dan menanamkan tekad untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

“Dengan modal hasil jualan alen-alen bersama istri, saya berhasil membeli ambulans Sigaling dari tangan kedua, meski harganya Rp 35 juta. Mobil ini saya beli tahun 2023 dengan tujuan untuk membantu masyarakat secara gratis,” kata Cak Kun.

Sigaling tidak disewakan atau digunakan untuk mencari penghasilan. Cak Kun memilih untuk menggratiskan seluruh layanan ambulans ini bagi masyarakat, bahkan ia sendiri yang mengoperasikan mobil tersebut. Meski banyak yang merasa terbantu, beberapa pihak mengkritik inisiatif ini, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Baca juga : Beras Bantuan Cadangan Pangan di Kabupaten Kediri Disalurkan, Penerimanya Sekitar 130 Ribu KPM

“Pro kontra selalu ada, tapi saya tetap berfokus pada niat saya untuk membantu. Saya berharap ada dukungan dari pemerintah setempat agar Sigaling bisa terus beroperasi,” imbuhnya.

Bagi Cak Kun, kebahagiaan sejati adalah melihat orang lain sembuh dan selamat. Keluarganya juga sepenuhnya mendukung perjuangannya, meski mereka sendiri hidup dalam kondisi yang pas-pasan. “Sugeh ora wajib, mlarat disyukuri,” ujarnya dengan bijak.

Perjuangan Cak Kun akhirnya mendapatkan apresiasi dari Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim. Ia dianugerahi penghargaan Local Hero Award sebagai juara 1, atas kontribusinya dalam membantu masyarakat melalui ambulans Sigaling. Selain itu, Cak Kun juga memiliki mobil pengantar jenazah yang ia beli dengan harga Rp 18 juta saat pandemi Covid-19, yang juga ia gratiskan untuk masyarakat.

“Kebaikan yang kita lakukan pasti akan diberikan balasan oleh Allah. Saya hanya ingin berterima kasih atas hidup yang saya dapatkan dengan membantu sesama,” pungkasnya.***

Reporter: Angga Prasetya
Editor: Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *