LINGKARWILIS.COM – Hasil panen tembakau di Kabupaten Tulungagung selama beberapa bulan terakhir menunjukkan peningkatan produksi yang signifikan begitupula harga di pasaran ikut naik.
Menurut Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Tulungagung, Suyanto menjelaskan musim tanam 2024, luas lahan yang ditanami tembakau mencapai 1.251 hektare. Dari lahan tersebut, total produksi tembakau tercatat mencapai 2.022,8 ton.
Suyanto juga memaparkan harga tembakau, diantaranya daun basah dengan kualitas terendah dihargai Rp 4.500 per kilogram, sedangkan yang berkualitas terbaik dihargai Rp 10.000 per kilogram. Untuk tembakau daun kering, harga terendahnya mencapai Rp 60.000 dan harga tertingginya mencapai Rp 120.000 per kilogram.
Ia menyatakan bahwa petani tembakau di Tulungagung tahun ini meraih banyak keuntungan berkat harga yang tinggi dan hasil panen melimpah akibat curah hujan yang menurun.
Para Calon Kepala Daerah PDI P Dampingi Megawati Nyekar di Makam Bung Karno (MBK)
Suyanto mencatat tembakau yang ditanam hanya di lima kecamatan di Tulungagung, sedangkan lahan lainnya mayoritas digunakan untuk perluasan area tanam (PAT) padi. Lima kecamatan tersebut adalah Gondang, Boyolangu, Campurdarat, Pakel, dan Sumbergempol.
Pada tahun 2024, di Kecamatan Sumbergempol, hanya satu desa, walaupun ada program PAT yang fokus pada tanaman padi, Suyanto berpendapat bahwa program tersebut tidak mempengaruhi produksi tembakau yang tetap melimpah.
“Saya kira tidak berpengaruh, karena kita tahu lahan tembakau tempatnya tertentu dan memiliki pasarnya sendiri. Apalagi dengan kemarau panjang tahun ini, menambah faktor melimpahnya hasil panen tembakau,” Kata Suyanto.
Mengenai peningkatan produksi, Suyanto mencatat bahwa pada panen tahun 2023, petani biasanya menghasilkan 1 ton tembakau per 100 ru lahan tetapi saat ini petani dapat memproduksi antara 1,1 ton hingga 1,2 ton per 100 ru.
Hasil Tembakau di Musim Kemarau Melimpah, Petani di Ponorogo Raup Untung Miliaran Rupiah
Meskipun hasil panen melimpah, Suyanto tidak dapat memastikan berapa banyak tembakau dari Tulungagung yang dijual ke kabupaten atau kota lain, karena kapasitas Dispertan terbatas pada pemberdayaan dan pemantauan petani serta proses produksinya.
Ia menjelaskan bahwa tembakau dari Tulungagung umumnya dibeli oleh perusahaan rokok lokal, tetapi ada kemungkinan juga dijual ke kabupaten atau kota lain.
Namun, ia tidak mengetahui jumlah pastinya karena hanya memantau produksi dan memberikan dukungan kepada para petani.