Abdul Wakid, Kepala BPBD Kabupaten Nganjuk mengatakan, bencana kekeringan terjadi sebagai dampak fenomena El Nino di 3 desa yang berada di 3 kecamatan dengan total warga terdampak krisis air bersih sekitar 1.535 jiwa.
Terkait kekeringan dan krisis air bersih, BPBD Kabupaten Nganjuk pun bergerak cepat dengan memberi bantuan di antaranya Dusun Sendanggogor dan Dusun Jonglang Desa Ngepung Kecamatan Lengkong.
Di sini, korban terdampak krisis air bersih 500 KK terdiri dari 1.100 jiwa, dan bantuan yang diberikan berupa 17 tandon, 10 juriken, droping air bersih menggunakan 2 truk tanki berisi 10 ribu liter setiap 2 hari sekali.
Kemudian Dukuh Kedungringin dan Dusun Tondowesi Desa Pule Kecamatan Jatikalen, korban terdampak 23 KK terdiri dari 60 jiwa, bantuan berupa 23 paket sembako, 3 tandon, 50 juriken.
“Selain itu, BPBD Kabupaten Nganjuk juga memberikan bantuan air bersih kepada warga Dusun Bendil Desa Berbek Kecamatan Berbek,” papar Abdul Wakid.
Menurutnya, kekeringan dan krisis air bersih selain dampak fenomena el nino juga disebabkan adanya kebocoran pipa PDAM yang mengakibatkan warga sulit mengakses air bersih. Namun, belum diketahui bantuan droping air bersih di wilayah tersebut sampai kapan, karena permasalahannya berkaitan dengan PDAM.
“Fenomena El Nino yang diprediksi sampai Desember 2023, juga berpotensi menambah wilayah yang terjadi kekeringan,” sebutnya.
Abdul Wakid mengatakan saat ini pihaknya terus memantau wilayah Nganjuk Utara khususnya di Kecamatan Ngluyu, karena informasi masyarakatnya sudah mengeluh debit air bersih mulai menurun.
“Saat ini pihak BPBD selalu berkoordinasi dengan stakeholder terkait seperti kades dan masyarakat, seperti di Dusun Jatirejo Desa Mojoduwur, kami berkoordinasi dengan Polsek Ngetos agar tidak terjadi tumpang tindih bantuan karena pihak Polsek Ngetos siap mengirimkan 8 truk tangki 10.000 liter,” pungkas Abdul Wakid.***