Tiga jenis tanaman tersebut populer ditanam di Kabupaten Tulungagung. Bahkan saat ini beberapa di antaranya siap untuk dipanen.
“Kalau tanaman padi bisa terancam puso saat musim kemarau, tanaman palawija justru berbeda. Tanaman itu mampu bertahan pada saat musim kemarau,” kata Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Tulungagung, Gatot Rahayu, Rabu (11/10/2023).
Berdasarkan data miliknya, ujar Gatot, terdapat lahan seluas 9,443 hektare yang ditanami jagung oleh para petani pada beberapa wilayah.
Ribuan hektare tanaman jagung itu diyakini juga akan segera menunjukkan hasilnya lantaran sudah hampir memasuki masa panen.
Selain itu, ada lahan seluas 23 hektare yang ditanami tanaman bawang merah oleh para petaninya yang tersebar di Kecamatan Sumbergempol, Kalidawir dan Boyolangu.
Tanaman tersebut juga ideal untuk ditanam pada musim kemarau yang saat ini juga hampir memasuki masa panen.
“Jadi memang cuaca pada musim kemarau tidak mengganggu tanaman palawija, tetapi memang jusrtu hama seperti tikus atau hama jenis lainnya masih jadi ancaman,” ujarnya.
Disinggung terkait kondisi tanaman tembakau, Gatot mengungkapkan, jika memasuki musim kemarau tahun ini yang diprediksi akan terjadi kemarau panjang, para petani tembakau justru diuntungkan.
Pasalnya, sejak awal tahun 2023 kemarin, petani tanaman tembakau sempat merugi akibat cuaca yang tidak menentu.
Namun demikian, saat ini petani tembakau berangsur mulai pulih yang bahkan petani tembakau pada beberapa wilayah sudah mulai bisa memanen tembakaunya.
“Total lahan tembakau sendiri ada seluas 1400 hektare. Tetapi perlu diingat, hasil pertanian yang bagus tidak semata-mata karena cuaca, melainkan juga dipengaruhi perawatan terhadap lahan tersebut oleh petaninya sendiri,” pungkasnya.***
Reporter : Mochammad Sholeh Sirri
Editor : Hadiyin