LINGKARWILIS.COM – Pernahkah kamu mendengar mitos orang Lamongan dan orang Kediri dilarang menikah? Menurut kisah Panji Laras dan Panji Liris menjadi akar dari mitos ini.
Cerita rakyat tentang Panji Laras dan Panji Liris, diketahui berakar dari Desa Babadan di tepi Kali Lamongan, bermula dari puncak perang saudar di Kerajaan Majapahit.
Adipati Kediri, sebagai kerajaan yang lebih tua, berusaha mengambil alih kekuasaan Majapahit. Namun, dia membutuhkan dukungan dari wilayah pesisir utara Jawa yaitu Lamongan.
Resep Simpel Ceker Mercon yang Pedasnya Bikin Lidah Ndower, Buat Suami Makin Cinta
Saat itu Adipati Kediri mendengar kabar bahwa Adipati Lamongan, Raden Panji Puspokusumo, memiliki dua putra kembar, Panji Laras dan Panji Liris.
Adipati Kediri memiliki niat menjodohkan kedua putri kembarnya, Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi, dengan kedua putra kembar Adipati Lamongan. Hal ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah koalisi untuk mengepung Majapahit dari dua sisi.
Sebelum perjodohan dilakukan, Adipati Lamongan menetapkan tiga persyaratan yang harus dipenuhi Adipati Kediri.
6 Drama Korea Romantis yang Bisa Temani Malam Tahun Baru, Banyak Chemistry yang Tercipta
Pertama, putri Adipati Kediri harus mau memeluk Islam. Kedua, pihak keluarga mempelai pria yang harus melamar, dan ketiga, mempelai perempuan harus membawa hadiah berupa gentong air dan alas tikar dari batu.
Adipati Kediri bersedia memenuhi semua persyaratan ini, namun saat Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi tiba di Lamongan, kejadian mengejutkan terjadi.
Panji Laras dan Panji Liris menolak pernikahan setelah melihat kaki berbulu lebat dari kedua putri Adipati Kediri. Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi merasa terhina dan malu, sehingga keduanya memilih bunuh diri di depan Panji Laras dan Panji Liris.
Musim Hujan Tiba Enaknya Makan Mie Nyemek Pas Cuaca Lagi Dingin, Yuk Ikuti Resep Lengkapnya di Sini!
Peristiwa tragis itu pun, memicu kemarahan masyarakat Kediri sehingga menciptakan pertempuran tak terhindarkan.
Ki Patih Mbah Sabil berjuang melindungi Panji Laras dan Panji Liris, namun akhirnya dia tewas. Meskipun terdesak, orang-orang Lamongan terus melawan hingga masuk ke pendopo Lamongan.
Pertempuran itu membuat Panji Laras dan Panji Liris gugur, begitupula dengan Raden Panji Puspokusumo juga ikut gugur. Seiring berjalannya waktu, tradisi pernikahan yang diterapkan Adipati Lamongan itu tetap dilestarikan oleh masyarakat pesisir utara, di mana pihak perempuanlah yang meminang pihak laki-laki.
Pj Wali Kota Kediri Zanariah Pimpin Apel Pagi di Lingkungan Sekretariat Daerah Kota Kediri
Sebelum gugur, Adipati Lamongan Raden Panji Puspokusumo berpesan agar anak dan cucunya tidak boleh ada yang menikah dengan orang Kediri.
Meskipun pesan ini hanya ditujukan pada keturunannya, tetapi masyarakat tetap meyakini terkait mitos bahwa orang Lamongan dilarang menikah dengan orang Kediri
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya