LINGKARWILIS.COM – Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara yang dikenal memiliki pengaruh luas hingga seluruh Pulau Jawa dan sebagian Sumatera.
Melansir kanal Youtube Mliwis Ireng kekuasaan Kerajaan Kediri sangat signifikan bahkan mampu mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya.
Hal tersebut bisa dibuktikan pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya, Kerajaan Kediri mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya di Sumatera.
Meski kekuasaan kerajaan Kediri telah lama berlalu, sisa peninggalannya seperti candi, situs, dan prasasti masih ada sampai saat ini menggambarkan besarnya kekuatan kerajaan ini.
6 Pilihan Wisata Ramah Anak di Blitar Sekaligus Edukatif, Bisa Menambah Pengetahuan Tentang Sejarah
Asal Usul dan Pembagian Kerajaan Kediri
Asal-usul Kerajaan Kediri dapat ditelusuri dari Raja Airlangga yang sebelumnya memerintah Kerajaan Medang Kamulan.
Bermula pada puncak kejayaannya, Airlangga memindahkan pusat pemerintahan ke wilayah Kauripan dan menyebutnya sebagai Daha.
Pada saat itu Airlangga memiliki dua putra bernama Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan yang kemudian saling bersaing memperebutkan tahta.
Pada tahun 1041 untuk menghindari bentrokan lebih lanjut, Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua yaitu Jenggala dan Panjalu Kediri.
Jenggala dengan pusat pemerintahan di Kahuripan dipegang oleh Mapanji Garasakan, sedangkan Panjalu dengan pusat pemerintahan di Daha dipegang oleh Sri Samarawijaya.
Kedua kerajaan ini dipisahkan oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas, pembagian dua kerajaan ini diceritakan dalam prasasti Mahapratala dan Kitab Negarakertagama.
Kejayaan Kerajaan Kediri
Kerajaan Panjalu yang saat ini dikenal sebagai Kediri berhasil mengalahkan Jenggala dan menguasai seluruh tahta Airlangga pada masa pemerintahan Raja Jayabaya (1135-1157 Masehi).
Jayabaya dikenal sebagai raja yang membawa Kediri ke puncak kejayaan, di bawah kepemimpinannya, Kediri mencapai kemakmuran yang luar biasa dan pengaruhnya meluas hingga ke seluruh Pulau Jawa dan Sumatera.
Jayabaya terkenal dengan ramalannya yang dikenal sebagai Jangka Jayabaya beberapa di antaranya telah terbukti kebenarannya hingga saat ini.
Dalam masa pemerintahannya berbagai prasasti penting seperti Prasasti Hantang dan Prasasti Talang ditinggalkan serta karya sastra seperti Kakawin Bharatayuddha yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
Daftar Raja-Raja Kerajaan Kediri
1 Sri Samarawijaya (1042 Masehi) – Raja pertama dari Kerajaan Kediri yang dikenal sebagai masa kegelapan karena kurangnya bukti prasasti.
2 Sri Jayawarsa (1104 Masehi) – Bergelar Sri Maharaja Jayawarsa Digjaya Shastraprabhu, dikenal atas usahanya meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3 Prameswara (1120 Masehi) – Memerintah setelah Sri Jayawarsa, dengan catatan penting dalam prasasti-prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono.
4 Sri Jayabhaya (1135-1157 Masehi) – Raja yang terkenal dengan ramalan-ramalannya dan puncak kejayaan Kerajaan Kediri.
5 Sri Sarweswara (1159-1165 Masehi) – Dikenal sebagai raja yang religius dan berbudaya, berpegang teguh pada prinsip tatwam asi.
6 Sri Aryeswara (1171 Masehi) – Memerintah dengan gelar Sri Maharaja Rakai Aryeswara Madhusudan Awatara.
7 Sheikh Andra (1181 Masehi) – Memerintah selama masa yang penuh tantangan dengan perlawanan dari kaum Brahmana.
8 Sri Kameswara (1182-1190 Masehi) – Terkenal dengan perkembangan seni sastra yang pesat selama masa pemerintahannya.
9 Kertajaya (1194-1222 Masehi) – Raja terakhir Kerajaan Kediri yang menghadapi serangan dari Kerajaan Tumapel (Singhasari) di bawah pimpinan Ken Arok, yang akhirnya mengakhiri kekuasaan Kediri.
Kekuasaan Kerajaan Kediri berakhir setelah kekalahan dalam pertempuran melawan Tumapel pada tahun 1222 Masehi.
Raja Kertajaya yang berusaha mengurangi hak-hak kaum Brahmana dan disembah sebagai dewa, menghadapi perlawanan keras dari kaum Brahmana yang kemudian beraliansi dengan Tumapel.
Kerajaan Kediri meninggalkan berbagai peninggalan bersejarah, termasuk prasasti-prasasti yang tersebar di wilayah Kediri dan sekitarnya.
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya