Kediri, LINGKARWILIS.COM – Buruknya manajemen atau pengelolaan Pasar Semen Kecamatan Semen Kabupaten Kediri berdampak pada kenyamanan para pedagang.
Sebab sudah tidak ada lagi perbaikan lapak padahal banyak lapak yang atapnya bocor dan penyangganya lapuk.
Kondisi banyaknya lapak yang atapnya bocor dan rusak ini sangat dikeluhkan pedagang mengingat saat ini sedang musim penghujan.
Wahyu, pedagang empon-empon di Pasar Semen mengaku kondisi pasar sekarang sudah tidak diperhatikan, lapak yang rusak, atap yang bocor serta fasilitas yang tidak memadai.
Baca juga : Kyai Cabul di Lamongan Sudah Ditetapkan Tersangka dan Kini Dijebloskan ke Tahanan, Ini Infonya
Ia menduga pembiaran terhadap kondisi Pasar Semen ini dikarenakan manajemen atau pengelolaan yang buruk mengingat kepala pasar posisinya kosong.
“Lha kalau kepala pasar kosong yang berarti penanggung jawabnya tidak ada, terus kapan pasar ini akan diperbaiki,” ujarnya, Selasa, ( 9/01/2023)
Hingga saat ini, kata Wahyu, air hujan masuk dan menggenangi lapak-lapak mereka melalui sela-sela atap yang retak, atap yang berlubang dan atap yang tersingkap. Bahkan di beberapa titik lokasi lantai menjadi becek dan kumuh.
“Kasihan mas para pedagang, ada yang sampai mencoba menambal sendiri atap lapak,” tambah Wahyu.
Baca juga : Diduga Diberi Infus Kadaluwarsa, Pasien Anak-Anak RSUD Kilisuci Kota Kediri Sampai Pipis Bercampur Darah
Apa yang disampaikan Wahyu ditambahi oleh ZA, perempuan paruh baya yang berjualan sayur, ia menyampaikan bahwa kerusakan atap pasar sudah terjadi sejak lama. Awalnya hanya mengalami kerusakan ringan, namun seiring berjalannya waktu, kerusakan atap semakin parah apalagi di musim hujan.
“pinginnya ya segera diperbaiki biar nyaman kalau jualan,” ucapnya.
Para pedagang juga bingung bagaimana menyampaikan keluhan mereka mengingat saat ini paguyuban pedagang pasar tidak aktif.
Meskipun menghadapi kondisi sulit, para pedagang mengaku pasrah dan tetap menjalankan usaha dagang mereka demi mencari penghasilan untuk menghidupi keluarga, meskipun beberapa di antara mereka bingung karena lapak basah terkena air hujan.
Sementara itu, Rizki, salah satu pengelola pasar yang setiap hari memungut retribusi dihubungi via telepon tidak mau menjawab meski nada terlihat berdering.***
Reporter : Agus Sulistyo Budi
Editor : Hadiyin