Daerah  

Pedagang Warung Kopi di Ponorogo Keluhkan Penurunan Omset Usai Relokasi ke Taman Kelono Sewandono  

Sejumlah warung kopi di taman Kelono Sewandono yang sepi
Sejumlah warung kopi di taman Kelono Sewandono yang sepi (Sony)

Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Sejumlah pemilik warung kopi yang sebelumnya berjualan di barat Stadion Bathoro Katong, Ponorogo, mulai mengeluhkan penurunan omset setelah mereka direlokasi ke Taman Kelono Sewandono.

Relokasi ini dilakukan karena lokasi sebelumnya akan digunakan untuk pembangunan gedung Ekonomi Kreatif (Ekraf).

Siti Jariah, salah satu pemilik warung kopi, menyatakan bahwa penurunan omsetnya terjadi karena para pelanggannya, yang mayoritas pelajar, merasa enggan untuk ngopi di warung barunya.

Mereka merasa terbebani oleh tarif parkir sebesar Rp 3 ribu yang berlaku di Taman Kelono Sewandono dan halaman GOR Singodimedjo.

Baca juga : Sebanyak 153 Pasangan Anak di Kabupaten Kediri Ajukan Dispensasi Nikah Dini, 60 Diantaranya Karena Hamil Duluan

“Pelanggan lebih memilih ngopi di luar karena tidak perlu bayar parkir. Akibatnya, omset turun, apalagi pelanggan mayoritas pelajar yang uang sakunya pas-pasan,” ujar Siti Jariah, warga Kelurahan Setono, pada Rabu (31/7/2024).

Siti juga menyebut bahwa penurunan omset sudah terasa bahkan sebelum tarif parkir dinaikkan dari Rp 2 ribu menjadi Rp 3 ribu. Kondisi semakin memburuk setelah tarif parkir naik, yang mengakibatkan semakin sepinya pengunjung di warungnya.

“Parkir Rp 2 ribu saja sudah sepi, sekarang naik jadi Rp 3 ribu, ya warungnya semakin sepi,” keluhnya.

Baca juga : Pastikan Ada Unsur Korupsi, Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri Sudah Menghitung Kerugian Negara dari Kasus Korporasi Sapi di Kecamatan Ngadiluwih

Ia membandingkan kondisi saat masih berjualan di barat stadion, di mana pelanggannya bisa mencapai puluhan orang dalam sehari.

Namun, di lokasi yang baru, jumlah pelanggan hanya belasan orang per hari, terutama karena minimnya event atau kegiatan di GOR Singodimedjo.

“Sekarang dapat Rp 200 ribu pun itu kotor, dulu di sana bisa lebih dari itu,” terangnya.

Siti menambahkan bahwa dari total 30 pedagang yang direlokasi, kini hanya tersisa sekitar 20 pedagang karena banyak yang mengeluhkan sepinya pelanggan.

Ia berharap pemerintah kabupaten bisa mempertimbangkan kembali tarif parkir di sekitaran Taman Kelono Sewandono.

“Harapan kami, keluhan pedagang ini bisa didengar oleh bupati dan tarif parkir bisa direvisi,” pungkasnya.

Sebagai informasi, sekitar 30 PKL yang sebelumnya berjualan di barat stadion harus pindah ke taman kota mulai 1 Mei 2024, karena adanya pembangunan gedung Ekonomi Kreatif (Ekraf) di area tersebut.***

Reporter : Sony Prasetyo
Editor : Hadiyin

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *