Kediri, LINGKARWILIS.COM – Keberadaan komunitas etnis Tionghoa di Indonesia menambah kemajuan negara yang terkenal dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Seperti halnya di Kota Kediri, yang kaya akan nilai budaya dan sejarahnya, Kota ini memiliki jejak sejarah masuknya peradaban Tionghoa.
Untuk menggali lebih dalam kekayaan sejarah ini, Pemerintah Kota Kediri bekerja sama dengan Pelestari Sejarah-Budaya Kadiri (PASAK) melakukan eksplorasi di pecinan yang berada di kelurahan Ringinanom dan Pakelan Kota Kediri pada Rabu, (1/5).
Baca juga : Polisi Gabungan Gerebek Sebuah Rumah di Perumahan Doko Kediri, Diduga Kasus Penggelapan
Kegiatan dimulai dari rumah bekas kapten Tionghoa di kelurahan Ringinanom. Arsitektur bangunan kuno yang kokoh masih tegak berdiri meskipun telah berpuluh-puluh tahun.
Selain itu, rombongan yang terdiri dari sekitar 50 orang dengan minat pada budaya dan sejarah Indonesia juga mengunjungi beberapa tempat lain yang merupakan bukti otentik keberadaan peradaban Tionghoa di Kediri.
“Kami melakukan eksplorasi di beberapa tempat bersejarah terutama yang terkait dengan peradaban Tionghoa di wilayah kelurahan Ringinanom dan Pakelan,” ungkap Didin Saputro, ketua PASAK.
Baca juga : Ribuan Anggota Muslimat NU Kota Kediri Peringati Harlah Ke -78, Salah Satu Acaranya Lounching PKBM
Didin menjelaskan bahwa selain rumah bekas kapten Tionghoa, mereka juga mengunjungi wayang potehi di kantor kelurahan Ringin Anom, Koramil Kota Kediri, kampung pecinan Pakelan, yayasan GIE KIE Dana Pangrukti, kantor kelurahan Pakelan, dan Klenteng Tjoe Hwie Kiong.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Kediri, Zachrie Ahmad, mengapresiasi kegiatan unik ini.
“Pemerintah Kota Kediri sangat mengapresiasi upaya PASAK dalam menjaga dan melestarikan sejarah dan budaya Kota Kediri,” katanya.
“Kegiatan ini adalah bukti konkret dari kesadaran masyarakat yang dipimpin oleh PASAK untuk menjaga keberadaan sejarah peradaban Tionghoa di Kota Kediri. Ini adalah bagian dari identitas kita sebagai bangsa Indonesia yang beragam,” tambahnya.
Di masa yang akan datang, diharapkan akan ada lebih banyak komunitas yang menyadari pentingnya melestarikan sejarah dan budaya sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia.***
Editor : Hadiyin