Blitar, LINGKARWILIS.COM – Kota Blitar masih belum pernah hujan sehingga petani mengeluh karena menghadapi kekeringan dan kekurangan pasokan air untuk lahan pertanian mereka.
Dian Lukitasari, Kepala Bidang Tanaman Pangan Holtikultura dan Penyuluhan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar, mengungkapkan bahwa hampir setengah dari luas lahan pertanian di Kota Blitar terpengaruh oleh kekeringan yang disebabkan oleh kondisi kekeringan ekstrem.
“Petani mengalami kesulitan dalam menyirami sawah karena hujan belum juga turun, terutama di wilayah Kecamatan Kepanjenkidul, seperti di Lingkungan Jatimalang, Kecamatan Sentul,” jelasnya, Jumat (10/11/2023).
Guru Ngaji Cabuli Muridnya, LPA Kediri : Ortu Harus Semakin Waspada, Pendidikan Seksual Sejak Dini Perlu Disampaikan ke Anak
Kata Dian, beberapa embung air, termasuk yang di Jatimalang, mengalami penurunan debit air, membuat petani menghadapi kesulitan dalam penyiraman lahan pertanian mereka.
Sebagai solusi, sebagian petani telah mencoba mengatasi masalah ini dengan memompa air secara mandiri untuk mengairi sawah, terutama pada masa pertumbuhan tanaman seperti jagung.
“Meskipun seharusnya pada bulan November sudah turun hujan, kenyataannya hujan belum merata hingga saat ini,” ucapnya.
Dian Lukitasari menambahkan, luas lahan sawah di Kota Blitar telah berkurang menjadi 988 hektar, dibandingkan dengan 1.000 hektar beberapa tahun sebelumnya, karena sebagian lahan beralih fungsi untuk pemukiman dan keperluan lainnya, mengakibatkan pengurangan sebesar 36 hektar.
“petani bisa memanfaatkan sumur bor dan memilih jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi kemarau,” tambahnya.***
Reporter : Abdul Aziz Wahyudi
Editor : Hadiyin
Editor : Hadiyin