Blitar, LINGKARWILIS.COM – Sejumlah massa yang mengatasmanakan Gerakan Pembaharuan Indonesia (GPI) ngeluruk Pendapo Ronggo Hadinegoro Kabupaten Blitar. Massa menuntut untuk mengembalikan marwah pendapo sebagai rumahnya warga Kabupaten Blitar.
Dengan membentangkan banner dan poster, massa tiba di pendapo sekitar pukul 10.00. Aksi massa mendapatkan pengawalan ketat dari aparat. Baik dari polisi hingga Satpol PP Kabupaten Blitar.
“Tuntutan kami salah satumya mengembalikan kehormatan dan harga diri pendapa sebagai rumahnya warga Blitar,” kata Joko Prasetyo, koordinator GPI, Senin (23/9).
Dia menjelaskan dirinya menduga selama ini pendapa, kerap digunakan warga luar daerah. Bahkan ujung-ujungnya meski tak berkepentingan malah ikut mengatur jalannya roda pemerintahan.
Baca juga : Rapat Koordinasi Gakkumdu dan Stakeholder Bawaslu Kota Kediri, Menyatukan Persepsi PKPU No. 13 Tahun 2024
“Ini kan sangat disesalkan. Bahkan informasinya diduga juga kerap menggunakan fasilitas pemerintah berupa kendaraan. Noponya diganti pelat hitam. Ini kan fatal, ” kata Joko.
Atas tindakan itu, pihaknya meminta kepada pihak berwenang untuk bertindak. Dan yang lebih penting lagi, bisa mengembalikan kehormatan pendapa.
“Ini seperti pejabat Kabupaten Blitar dan rakyatnya bak menjadi gedibal,” keluhnya.
“Jika ada orang luar yang nekat masuk, polisi harus menolak,” pintanya.
Massa sempat ingin merangsek ke pendapa. Tetapi keinginan untuk masuk mendapatkan halangan dari aparat. Aparat menolak mentah-mentah keinginan massa untuk masuk ke pendapa. Massa akhirnya ditemui Rully Prasetyo Wahyu Prasetyowanto perwakilan dari Pemkab Blitar.
“Soal keinginan untuk masuk ke pendapa tak bisa dipenuhi. Untuk sementara masih kami konsultasikan dengan pimpinan,” kata Rully yang juga kepala Bappeda Kabupaten Blitar ini. ***
Reporter : Aziz Wahyudi
Editor : Hadiyin