Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Puluhan warga yang tergabung dalam komunitas Pemuda Peduli Ponorogo menggelar unjuk rasa damai di depan RSUD dr. Harjono, Senin (23/6/2025). Massa aksi datang dengan membawa poster berisi tuntutan serta melakukan orasi secara bergantian.
Dalam pernyataan sikapnya, Koordinator Aksi, Wijaya, menyampaikan tiga tuntutan utama. Pertama, mereka mendesak pihak manajemen untuk memperbaiki mutu pelayanan kesehatan di RSUD dr. Harjono. Kedua, mendesak klarifikasi dari Direktur RSUD terkait dugaan penyimpangan dalam pengadaan fasilitas kesehatan dan obat-obatan. Ketiga, mereka menuntut agar RSUD dipimpin oleh sosok yang memiliki integritas, profesionalisme, serta etika tinggi.
“Kami ingin RSUD Harjono menjadi rumah sakit yang benar-benar melayani masyarakat dengan baik, bukan malah menjadi sumber persoalan,” tegas Wijaya dalam keterangannya.
Baca juga : Sidang Perdana Kasus Mutilasi di PN Kediri, Rochmat Tri Hartanto Hadapi Dakwaan Pembunuhan Berencana
Menanggapi aksi tersebut, Direktur RSUD dr. Harjono Ponorogo, dr. Yunus Mahatma, menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan inovasi demi peningkatan layanan. Ia menyebut bahwa rumah sakit kini telah dilengkapi sejumlah fasilitas penting, seperti cathlab, alat kateterisasi jantung, dan Unit Gawat Darurat (UGD) yang diklaim sebagai yang terbesar di tingkat kabupaten di Indonesia.
“Kami telah melengkapi berbagai fasilitas, termasuk cathlab dan UGD skala besar. Ini merupakan bagian dari upaya kami meningkatkan mutu layanan,” kata dr. Yunus.
Ia juga mengungkapkan, tingkat keterisian tempat tidur pasien atau Bed Occupancy Rate (BOR) meningkat signifikan dari 30 persen pada 2021 menjadi 60 persen di 2024. Sementara itu, jumlah pasien rawat jalan juga melonjak, dari sebelumnya 200–300 orang per hari kini mencapai 700 hingga 1.000 orang.
Baca juga : Kecelakaan Beruntun di Pesantren Kediri, Seorang Pengendara Motor Tewas, Ini Identitasnya
Terkait isu pengadaan alat kesehatan, dr. Yunus menyatakan pihaknya selalu berupaya membeli barang berkualitas dengan harga efisien guna menghindari potensi masalah hukum. “Kami pilih yang terbaik dari yang termurah, tentu dengan kualitas yang layak. Semua sesuai aturan supaya tidak jadi masalah,” tegasnya.
Meski mengakui masih ada kendala, terutama kekurangan dokter spesialis akibat perubahan status rumah sakit menjadi Tipe B1 Pendidikan, pihaknya menekankan komitmennya dalam meningkatkan pelayanan dan membangun kembali kepercayaan publik.
“Meski masih ada kekurangan, kami terus berbenah. Kepercayaan masyarakat terhadap layanan RSUD Harjono menjadi prioritas kami,” tutup dr. Yunus.***
Reporter: Sony Dwi Prastyo
Editor: Hadiyin