Kediri, LINGKARWILIS.COM – Rangkaian Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) tahun 2024 digelar oleh Pokmas Asri Budaya Kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren, serta Paguyupan RT-RW di Lingkungan Krajan, Kelurahan Tosaren, dengan tradisi Grebeg Suro, atau yang lebih dikenal dengan Bersih Desa, pada Kamis (1/8/2024).
Acara yang meriah dan sakral ini dimulai dari depan makam Mbah Panji Asmoro Bangun dan berakhir di Sumber Bulus. Tema yang diusung kali ini adalah “Durga Mendak Kala Sirna Murih Hayuning Sasami”, yang berarti menjaga keharmonisan dan kemakmuran bersama.
Menurut Sari, Ketua Karang Taruna, sekaligus ketua panitia acara menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan Grebeg Suro kali ini meliputi kirab budaya, tawur tumpeng agung, wilujengan, kembul jenang suro, pertunjukan kesenian kuda lumping, serta doa bersama di Sumber Bulus yang dilaksanakan setiap tahun di bulan Muharram atau Suro.
“Acara ini melibatkan seluruh warga, dari anak-anak hingga dewasa, yang mengenakan pakaian adat Jawa dan membawa arak-arakan berupa buceng, gunungan sayur-sayuran, serta kesenian jaranan seperti pembarong, caplokan, pentulan, dan penari kuda lumping.,”ujarnya.
Acara Grebeg Suro di Kelurahan Tosaren mendapat dukungan penuh dari Dinayana Kristian, Anggota DPRD Kota Kediri dari PAN. Mbak Dina, sapaan akrabnya, turut hadir dalam acara tersebut. Ia menyampaikan bahwa Grebeg Suro tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya Jawa, tetapi juga mempererat silaturahmi antar warga. “Alhamdulillah, saya bisa mendukung penuh acara ini dan bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, kirab budaya di Kelurahan Tosaren menempuh jarak sekitar 5 kilometer, dimulai dari depan makam Mbah Panji, menuju Jalan Raya Kapten Tendean lanjut ke Jalan S. Parman, ke arah barat lalu belok ke selatan masuk area Kelurahan Tosaren lanjut ke timur dan berakhir finish di Sumber Bulus untuk tebar sesaji dan doa bersama.
Baca juga : BPBD Kabupaten Kediri Ingatkan Warga Waspadai Dampak La Nina di Kediri
Salah seorang warga yang ikut dalam rombongan kegiatan tersebut, Suryanto, menyampaikan bahwa tradisi Grebeg Suro menjadi momen penting bagi warga untuk berkumpul, gotong royong, dan menjalin keakraban.
Kemudian yang unik dari setiap acara Suroan yaitu tradisi rebutan gunungan sayur dan buah di akhir acara yang menambah kemeriahan dan edukasi bagi anak-anak tentang pentingnya melestarikan budaya leluhur.
Dengan kekompakan dan partisipasi para peserta, menggunakan perangkat dan pakaian adat Jawa, mereka mengikuti kirab hingga akhir dengan penuh semangat.***
Reporter: Agus Sulistyo Budi
Editor: Hadiyin