Daerah  

Ratusan Warga di Trenggalek Kesulitan Air Bersih, Begini Kondisinya

Kekeringan di Trenggalek Bertambah, Sedikitnya 86 KK Dusun Sambeng Trenggalek Kesulitan Air Bersih
Petugas saat meninjau lokasi terdampak kekeringan di Desa Banjar. (angga)
Trenggalek, Lingkarwilis.com  – Tiga desa di Kecamatan Panggul Trenggalek mengalami kekeringan sehingga harus disuplai air bersih.  Masing-masing Desa Ngrencak, Desa Besuki, dan Desa Banjar Kecamatan Panggul.
Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Admono menuturkan, di Desa Banjar, kekeringan terjadi di Dusun Sambeng, tepatnya di RT 33/RW 04. Di lokasi itu ada sebanyak 86 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk sebanyak 248 jiwa. Jumlah itu berdasarkan asesmen dengan verifikasi di lapangan.

Hasilnya desa itu layak mendapatkan suplai air bersih. Nantinya petugas akan mengirimkan air bersih ke daerah itu sesuai kebutuhan.

“Jadi ini berbasis permintaan. Ada permintaan kita kirim, kalau layak menerima,” imbuhnya.

Dua desa di Kecamatan Panggul itu terlebih dulu sudah mengajukan bantuan pengiriman air bersih, sehingga saat ini ada tiga desa yang dilaporkan terdampak kekeringan dan mendapat suplai air bersih.

Kekeringan itu diperkirakan akan terus meluas hingga nantinya masuk puncak musim kemarau. Sebab, merujuk BMKG kekeringan tahun ini jauh lebih kering ketimbang tiga tahun sebelumnya karena fenomena El-nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) di Samudra.

“Untuk itu kita antisipasi semaksimal mungkin agar dampak tersebut tidak semakin meluas,” ujarnya.

Selain droping air bersih, petugas juga telah menyalurkan bantuan peralatan tambahan ke desa lainnya yang juga terancam kekeringan. Seperti misalnya Desa Mlinjon di Kecamatan Suruh, Desa Sobo di Kecamatan Munjungan dan Desa Gayam di Kecamatan Panggul.

“Peralatan itu berupa tandon, juriken dan terpal, tapi tidak semua desa (itu) meminta. Jadi sebagaimana kebutuhan desa, mereka melaporkan,” jelasnya.

Langkah itu dilakukan sebagai upaya mitigasi dini. Sebab daerah-daerah itu merupakan beberapa wilayah yang juga berpotensi mengalami kekeringan. Kendati demikian, jumlah kekeringan saat ini tidak lebih parah jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu yang jumlahnya mencapai puluhan titik di beberapa desa.

Misalnya seperti kekeringan yang terjadi pada 2019 silam. BPBD setempat mencatat ada sebanyak 60 desa dari 152 desa dan 5 kelurahan dari 14 kecamatan mengalami kekeringan.

Bahkan pada waktu itu pemerintah setempat menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan.

“Sebagai antisipasi, saat terjadi kekeringan betulan, sudah siap,” pungkasnya.***

Reporter : Angga
Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *