Trenggalek, Lingkarwilis.com – Puncak musim kemarau mengakibatkan 14 desa di 7 kecamatan di Trenggalek terdampak kekeringan sehingga mengakibatkan warga kesulitan air bersih.
Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Admono mengatakan, kekeringan terparah, lanjut dialami oleh Kecamatan Panggul. Ada beberapa titik di lima desa yang terdampak kekeringan, yaitu Desa Ngrencak, Banjar, Besuki, Depok dan Karangtengah.
“ada juga dua desa di Kecamatan Suruh, yaitu Desa Mlinjon dan Desa Suruh, serta Desa Prambon dan Ngepeh di Kecamatan Tugu,” tambahnya.
Daerah lainnya terdampak kekeringan merujuk data Pusdalops BPBD Trenggalek adalah Desa Jatiperahu Kecamatan Karangan, Desa Bogoran Kecamatan Kampak, Desa Tanggaran Kecamatan Pule, Desa Cakul Kecamatan Dongko dan Desa Ngulungwetan Kecamatan Munjungan.
“Wilayah Kecamatan Panggul menjadi wilayah terdampak kekeringan terbanyak,” imbuhnya.
Untuk menanggulangi kekeringan itu, BPBD bersama unsur terkait lainnya telah melakukan droping air bersih secara berkala sejak September 2023 lalu.
Pengiriman air bersih disesuaikan dengan jangkauan wilayah terdampak kekeringan serta armada yang dapat mengaksesnya.
“Setiap hari penyaluran air bersih dilakukan ke tiga sampai empat kecamatan. Pengiriman digilir sesuai dengan jadwal,” ujarnya.
Hingga saat ini upaya penanganan bersama kekeringan telah mendistribusikan sebanyak 153 tangki air bersih. Selain itu, petugas juga telah membagikan sebanyak 42 tandon, 21 terpal dan 321 jeriken.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk menambah support droping air bersih di wilayah Trenggalek yang diperkirakan akan terus meluas.
“Kami sudah melaporkan bencana kekeringan ini ke Gubernur Jatim, agar bisa mendapatkan bantuan operasional droping air bersih,” pungkasnya.
Reporter : Angga Prasetya
Editor : Hadiyin