Daerah  

Sejarah Hari Sumpah Pemuda, Titik Balik Perjuangan Pemuda dalam Membangun Semangat Persatuan

Sejarah Hari Sumpah Pemuda, Titik Balik Perjuangan Pemuda dalam Membangun Semangat Persatuan
Ilustrasi sejarah Sumpah Pemuda sebagai titik balik perjuangan Pemuda Indonesia (pinimg)

LINGKARWILIS.COM – Diperingati setiap tanggal 28 Oktober, Hari Sumpah Pemuda menjadi salah satu momen penting dalam sejarah perjuangan pemuda pada Kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1928, para pemuda dari berbagai suku, agama dan daerah di Nusantara bersatu untuk mendeklarasikan tekad mereka dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.

Dari tekad persatuan itulah, Hari Sumpah Pemuda muncul menjadi titik balik yang menandai kebangkitan nasionalisme dan semangat persatuan.

Melalui Sumpah Pemuda lahir sebuah deklarasi yang menunjukkan komitmen bersama untuk satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yakni Indonesia.

Semangat yang terpancar dari Hari Sumpah Pemuda menjadi pondasi penting bagi pergerakan nasional dan akhirnya membawa Indonesia meraih kemerdekaannya pada tahun 1945.

15 Quotes Sumpah Pemuda yang Unik dan Penuh Makna untuk Membakar Semangat Pemuda di Era Modern

Sejarah Hari Sumpah Pemuda

Melansir Website Museum, Sumpah Pemuda merupakan sebuah ikrar yang dihasilkan dari Kongres Pemuda Kedua yang berlangsung di Jakarta pada 27-28 Oktober 1928.

Ikrar dibuat berdasarkan komitmen para pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai suku, daerah, dan agama. Mereka menyatakan kesatuan bahwa tanah air, bangsa, dan bahasa persatuan adalah Indonesia.

Keyakinan ini kemudian disebarluaskan sebagai dasar bagi semua organisasi kebangsaan Indonesia setelah perhelatan Kongres Pemuda Kedua.

Kongres Pemuda diinisiasi oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang terdiri dari pelajar dari seluruh Indonesia.

Memiliki tujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan nasionalisme yang telah muncul di kalangan para pemuda.

Ngeri! Detik-detik Pemuda Railfans Tertabrak Kereta Saat Asyik Merekam Kereta Lain di Tengah Rel 

Sebelum kongres, beberapa pertemuan telah diadakan pada 3 Mei dan 12 Agustus 1928 untuk membahas pembentukan panitia, agenda, lokasi, dan anggaran kongres.

Pada akhirnya, disepakati bahwa Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan di tiga tempat diantaranya gedung Katholieke Jongelingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw.

Semua biaya untuk kebutuhan Kongres Pemuda ini ditanggung oleh organisasi yang hadir serta sumbangan sukarela.

Selain itu, juga disepakati pembentukan kepanitiaan Kongres Pemuda dengan struktur sebagai berikut :

– Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
– Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
– Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
– Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
– Pembantu I: Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond)
– Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
– Pembantu III: R.C.L. Sendoek (Jong Celebes)
– Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
– Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi)

Rapat Pertama

Rapat Pertama dilaksanakan Gedung Katholieke Jongenlingen Bond berlangsung malam hari pada 27 Oktober 1928.

Pada rapat pertama ini Sugondo Djojopuspito selaku ketua memberikan sambutan yang mengharapkan kongres Pemuda dapat memperkuat semangat persatuan di kalangan pemuda.

Selanjutnya, Mohammad Yamin menjelaskan mengenai arti penting persatuan dan hubungan dengan para pemuda.

Ia juga menyampaikan lima faktor yang mendukung persatuan Indonesia yakni sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat Kedua

Kemudian, rapat Kedua dilaksanakan di Gedung Oost Java Bioscoop diadakan pagi hari pada 28 Oktober 1928, membahas tentang pendidikan.

Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro menyatakan bahwa anak-anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan dan harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah dengan pendekatan yang demokratis.

Rapat Ketiga

Rapat Ketiga dilaksanakan di Gedung Indonesische Clubgebouw berlangsung sore hari pada 28 Oktober 1928.

Soenario menekankan tentang pentingnya nasionalisme dan demokrasi dalam gerakan kepanduan. Ramelan menambahkan bahwa gerakan kepanduan tak terpisahkan dari perjuangan nasional.

Theo Pangemanan menegaskan bahwa pramuka sejati harus dibangun atas semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

Menjelang penutupan kongres, lagu “Indonesia Raya” yang dinyanyikan oleh Wage Rudolf Supratman dengan biola menggemakan semangat peserta.

Kongres diakhiri dengan pembacaan keputusan oleh Sugondo Djojopuspito, yang disusun oleh Mohammad Yamin.

Mengupas Makna dan Sejarah Hari Santri Nasional yang Diperingati Setiap 22 Oktober

Keputusan Kongres Pemuda-Pemuda Indonesia

Kongres dihadiri dari berbagai perkumpulan pemuda Indonesia yang berlandaskan pada kebangsaan.

Beberapa perkumpulan pemuda yang ikut serta dalam kongres ini diantaranya Jong Java, Jong Sumatra, Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar.

Kongres berlangsung dari 27 – 28 Oktober 1928 di Jakarta hingga menghasilkan keputusan sebagai berikut.

1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Setelah mendengar keputusan, kongres menegaskan bahwa asas ini wajib dipegang oleh semua organisasi kebangsaan Indonesia.

Keputusan tersebut juga menegaskan pentingnya kemauan, sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kepanduan sebagai dasar persatuan, dan diharapkan agar putusan ini disiarkan di surat kabar serta dibacakan dalam pertemuan-pertemuan organisasi.

Dari situlah Sumpah Pemuda kini melekat dengan tiga ikrar itu yang melambangkan cinta tanah air dan komitmen terhadap persatuan serta penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah tentang Hari Sumpah Pemuda ini menjadi salah satu pengingat bagi masyarakat tentang perjuangan pemuda dalam Kemerdekaan Indonesia.

Penulis: Rafika Pungki Wilujeng
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *