LINGKARWILIS.COM – Kerajaan Singasari sebuah kerajaan bercorak Hindu-Budha yang berpusat di timur Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur.
Kerajaan Singasari, salah satu bagian penting dari warisan sejarah Nusantara yang menjadi awal terbentuknya tanah Jawa sampai saat ini.
Berdiri selama 70 tahun, kerajaan Singasari menjadi saksi pertarungan sengit antar saudara yang memperebutkan takhta.
Dilansir kanal Youtube Kejar Cita, Kerajaan Singasari juga mencatat kejayaan dan prestasi luar biasa di bawah pemerintahan Kertanegara.
Pergolakan Politik Kerajaan Singasari
Pertarungan politik berdarah menjadi ciri khas kerajaan Singsari yang mulai didirikan oleh Ken Arok.
Menurut versi Pararaton, Ken Arok, awalnya hanya seorang rakyat biasa di Tumapel, yang berhasil merebut tahta setelah membunuh Tunggul Ametung, merupakan seorang akuwu di Tumapel. Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Tumapel yang kemudian dikenal sebagai Singasari.
Namun, berbeda dengan versi Nagarakretagama yang menyajikan silsilah penguasa Singasari.
Menurutnya, Ken Arok memerintah selama 25 tahun sebelum akhirnya dibunuh oleh Anusapati, anak Tunggul Ametung.
Dendam antara saudara ini berlanjut, dan Anusapati pun tewas dibunuh oleh Tohjaya, anak Ken Arok.
Namun, Tohjaya hanya bisa menikmati kekuasaan selama beberapa bulan sebelum digulingkan oleh Wisnuwardhana, anak Anusapati, dan Narasingamurti, cucu Ken Arok. Akhirnya mereka pun berdua berhasil mengakhiri masa kekuasaan Tohjaya.
Wisnuwardhana memimpin Singasari selama 22 tahun dan kemudian digantikan oleh putranya, Kertanagara.
Di bawah kepemimpinan Kertanegara, Kerajaan Singasari mengalami kemajuan signifikan. Wilayah kekuasaannya meliputi Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sumatera, Semenanjung Malaya, serta sebagian Kalimantan, Sulawesi, dan Kepulauan Maluku.
Tidak hanya itu saja, jalur perdagangan dan maritimnya meluas dari Selat Malaka hingga Kepulauan Maluku.
Kejayaan Singasari Didapatkan Setelah Mendapatkan Ancaman Kubilai Khan
Keberhasilan Singasari tidak hanya terbatas pada wilayah kekuasaan, melainkan juga dalam menghadapi ancaman besar dari Kubilai Khan, kaisar Mongolia.
Dalam menghadapi Kubilai Khan,menunjukkan kekuatan militer dan diplomasi Kerajaan Singasari.
Untuk mengatasi tekanan dari Kubilai Khan, Singasari menjalin kerjasama dengan Kerajaan Champa (Vietnam).
Namun, akibat terlalu banyak mengirim pasukan ke luar Jawa, pertahanan dalam negeri menjadi lemah.
Akhir yang Tragis
Kerajaan Singasari meninggalkan berbagai peninggalan bersejarah, seperti Candi Kidal, Candi Singasari, Candi Jago, Prasasti Singasari, dan Prasasti Malurung.
Keberhasilan Singasari diakui dalam bidang perdagangan rempah, beras, emas, dan kayu cendana.
Namun, masa kejayaan ini terhenti tragis pada tahun 1292 ketika Jayakatwang, bupati Gelanggelang, memberontak dan membunuh Kertanagara di istananya.
Ketidakmampuan dalam menghadapi pemberontakan ini menyebabkan Kerajaan Singasari runtuh.
Jayakatwang menyatakan dirinya sebagai raja Kadiri, tetapi masa kekuasaannya tidak bertahan lama.
Raden Wijaya, menantu Kertanegara, berhasil mengalahkannya dengan bantuan pasukan Kubilai Khan pada tahun 1293.
Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit, melanjutkan warisan dari Kerajaan Singasari.
Kerajaan Singasari, dengan segala gemilang dan tragedinya, memberikan kontribusi signifikan dalam sejarah Indonesia.
Meski hanya berdiri selama 70 tahun, warisannya tetap hidup melalui peninggalan-peninggalan sejarah dan pengaruhnya terhadap pembentukan Kerajaan Majapahit. Singasari menjadi bagian tidak terpisahkan dari perjalanan panjang peradaban Nusantara.
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya