LINGKARWILIS.COM – Selain dikenal sebagai kota marmer, Tulungagung juga dikenal sebagai daerah pariwisata karena memiliki berbagai destinasi wisata alam yang menyimpan berbagai keindahan.

Salah satu wisata alam di Tulungagung adalah Coban Kromo. Menyuguhkan keindahan dua air terjun yang berbeda, tetapi lokasinya berdekatan, yakni Air Terjun Luweng dan Air Terjun Kaliso.

Dihimpun dari berbagai sumber, Air Terjun Luweng yang saat ini dikenal sebagai Coban Kromo memang tidak memiliki aliran air terjun yang tinggi, namun memiliki keunikan tersendiri yakni adanya kolam yang berada di atas bukit berundak yang menghadap langsung ke arah hutan dan pegunungan.

Kepala Dinas Perkim Kota Kediri Bungkam, Pengembang Perumahan Pondok Indah Kota Berpotensi Melanggar Aturan

Kolamnya lumayan dalam sehingga kamu yang tidak bisa berenang harus berhati-hati. Atau kamu cukup duduk di pinggiran kolam sembari membiarkan sebagian kakimu tercelup ke dalam kolam.

Airnya jernih sehingga menggoda wisatawan untuk berendam atau berenang di air pegunungan ini. Disini juga menjadi salah satu spot yang bagus untuk berfoto karena kolamnya berwarna hijau toska.

Jika anda menyusuri kembali jalan setapak, maka anda akan menemukan Air Terjun Kaliso yang memang lokasinya tidak terlalu jauh dari sana. Air Terjun Kaliso memiliki tinggi 25 meter yang mengalir di bawah bebatuan dan memiliki kolam yang dalamnya hanya mencapai selutut orang dewasa.

Coban Kromo terletak di Desa Pelem Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung. Tepatnya ±12 km dari pusat Kota Tulungagung atau 31 km dari pusat Kota Trenggalek.

Rute menuju Coban Kromo sangat mudah di akses, baik dengan mobil atau motor. Namun untuk mencapai lokasi ini kamu harus menyusuri jalan setapak dan disuguhi hamparan pepohonan yang rindang di kanan dan kiri.

Kamu dapat menikmati keindahan wisata alam ini hanya dengan mengeluarkan uang Rp. 5 ribu untuk masuk ke area Coban Kromo, dan Rp. 5 ribu untuk parkir.

Selain keindahan alam yang ditawarkan, di Coban Kromo ada salah satu tradisi unik, Tradisi itu bernama tradisi “Manten Kucing” yang digelar warga ketika terjadi kemarau panjang dengan tujuan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diturunkan hujan.

Jangan lupa tetap jaga kebersihan dan keindahan tempat wisata yang kamu datangi.***

Penulis : Rida Nur Azizah
Editor : Hadiyin