Kediri, LINGKARWILIS.COM – Mayoritas panitia pelaksanaan idul kurban di wilayah Jawa Timur tidak memberikan hak sepenuhnya pada muqorib atau orang yang berkurban terkait hak perolehan daging dari hewan kurban.
Hal itu disampaikan Hanif Azhar, Ketua Juru Sembelih Halal (Juleha) Jawa Timur saat menjadi pembicara dalam pelatihan Juleha Kota Kediri, di ruang pertemuan BKPSDM di Jalan Himalaya, Minggu (26/5/2024).
Kata Hanif Azhar, jatah muqorib atau orang yang berkurban adalah sepertiga dari hewan yang dikurbankan. Detail pembagiannya adalah sepertiga untuk fakir miskin, sepertiga untuk masyarakat umum termasuk non muslim dan orang kaya serta sepertiga lagi adalah jatah bagi muqorib atau orang yang berkurban. Jumlah pembagian jatah tersebut merupakan mayoritas pendapat ulama.
Baca juga : Puluhan Calon Anggota PKD untuk Pemilu 2024 di Kota Kediri Jalani Tes Wawancara, Ini Infonya
“kalau orang berkurban jatah penuh terkait hak perolehan harusnya diberikan, namun selama ini orang yang berkurban hanya diberi 3 kilo daging, padahal haknya lebih dari itu,” ujarnya.
Namun Hanif Azhar menyampaikan bahwa mayoritas panitia idul kurban tidak mengetahui atau belum paham aturan syariat terkait jatah daging orang yang berkurban sehingga memberikan jatah semaunya dengan alasan kesepakatan bersama.
“makanya dakwah tentang manajemen dan fiqh kurban perlu digencarkan agar panitia idul adha di masjid atau mushola atau dimanapun mengetahui jumlah hak orang kurban sehingga bisa diterima penuh,” lanjutnya.
Baca juga : Menyongsong Idul Adha, Pemkot Kediri Melalui DKPP & JULEHA Adakan Pelatihan Penyembelihan Halal
Masih kata Hanif, pemberian penuh jatah orang yang kurban akan memberikan dampak positif yakni menambah semangat untuk menjalankan ibadah kurban tersebut.
“kalau yang kurban itu marem karena diberi jatah atau haknya secara penuh maka dia akan bersemangat untuk kurban lagi,” imbuhnya.
Hanif menegaskan bahwa ketika ada anggota panitia idul adha yang tidak suka ada orang yang beribadah kurban diberi jatah sesuai haknya maka dipastikan orang tersebut tidak mengetahui aturan syariat.
“kalau ada orang ngomong kok enak’e dikasih banyak, itu berarti orang yang gak paham syariat dan pasti orang yang tidak pernah kurban,” tegas Hanif.
Bahkan, kata Hanif, sebagai bentuk memuliakan orang yang berkurban panitia Idul Adha seyogyanya juga menawarkan tambahan permintaan khusus, seperti misalkan permintaan ekor untuk sapi, atau kepala untuk kambing atau permintaan lainnya.
“Kalau di tempat saya, Sidoarjo, di perumahan saya, yang berkurban itu betul-betul dimuliakan dan dihormati, permintaan khusus pasti dipenuhi mau minta apa, kami catat,” pungkasnya.***
Editor : Hadiyin