Sunyoto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek, menyatakan bahwa mereka telah mengambil langkah antisipatif terhadap potensi cuaca ekstrem guna menjamin kenyamanan dan keselamatan wisatawan.
Destinasi wisata Trenggalek menjadi tujuan utama para wisatawan setiap tahunnya selama liburan panjang.
“Kami telah meningkatkan pengamanan dan memperbaiki serta menambah fasilitas wisata untuk keamanan dan kenyamanan wisatawan,” ujar Sunyoto, Selasa (2/4).
Baca juga : Pemerintah Desa Bulu Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Bagikan Sertifikat PTSL Tahap 3
Langkah-langkah keselamatan telah diambil, termasuk perekrutan petugas khusus untuk menjaga pantai serta pemasangan papan pengumuman yang melarang kegiatan tertentu sebagai langkah antisipasi terhadap cuaca ekstrem. Sebagai contoh, di titik 360 Prigi, wisatawan diminta untuk tidak berenang.
“Karena karakteristik pantai yang berbeda, ini juga sebagai langkah antisipasi terhadap cuaca ekstrem. Terlebih lagi, seperti yang kita ketahui bersama, beberapa waktu yang lalu terjadi banjir rob di Pantai Konang,” tambahnya.
Selain kegiatan di pantai, langkah-langkah antisipasi juga diambil untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem di kawasan pantai lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kejadian seperti tiga mobil wisatawan tertimpa pohon yang roboh akibat cuaca ekstrem.
Baca juga : Sambut Idul Fitri, Bandara Internasional Dhoho Kediri Siap Beroperasi di Awal April 2024
“Kami mengatur pohon-pohon di Pantai Karanggongso dengan baik untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Kami menghimbau wisatawan untuk memperhatikan kesehatan, keamanan kendaraan, serta peraturan di destinasi wisata saat berlibur,” lanjutnya.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan petugas lainnya untuk meningkatkan pengamanan. Selain 10 penjaga pantai di Prigi dan Karanggongso, akan ada petugas lain seperti tenaga medis dan relawan untuk mengantisipasi situasi darurat ketika wisatawan berkunjung.
“Kami memprediksi akan ada banyak wisatawan yang datang melalui jalur JLS. Kami sudah berkoordinasi untuk memastikan kembali lalu lintas melalui jalur lama melalui Kecamatan Bandung Tulungagung untuk mencegah kemacetan,” imbuhnya.
Selain itu, perlu diingat bahwa menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi cuaca ekstrem masih mungkin terjadi di beberapa wilayah selama musim mudik Lebaran, yang juga menjadi musim liburan bagi sebagian besar masyarakat. Cuaca ekstrem ini dapat disebabkan oleh perubahan musim dari penghujan ke kemarau.
Secara umum, kondisi cuaca selama pekan mudik dibagi menjadi tiga periode. Pertama, satu minggu sebelum Lebaran, di mana BMKG memprediksi adanya hujan ringan hingga sedang di sebagian wilayah Indonesia. Kedua, selama satu minggu saat Lebaran, cuaca diperkirakan cerah hingga berawan di Indonesia secara umum.
Periode ketiga, satu minggu setelah Lebaran, BMKG memprediksi potensi hujan ringan hingga sedang di bagian utara dan tengah Indonesia. Selain itu, perlu diwaspadai juga potensi pertumbuhan siklon tropis di Samudra Hindia, di perairan selatan Indonesia. .***
Editor : Hadiyin