Kasus DBD di Blitar Meningkat Drastis, 32 Kasus dalam 11 Hari

Kasus DBD di Blitar Meningkat Drastis, 32 Kasus dalam 11 Hari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr. Christine Indrawati, (Aziz)

Blitar, LINGKARWILIS.COM – Awal Januari 2025 menjadi masa yang memprihatinkan bagi Kabupaten Blitar. Dalam kurun waktu hanya 11 hari, tercatat sebanyak 32 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menyerang warga, rata-rata dua kasus setiap harinya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr. Christine Indrawati, mengonfirmasi laporan dari sejumlah puskesmas dan rumah sakit mengenai lonjakan kasus ini.

“Ada 32 kasus DBD yang dilaporkan sejak awal tahun. Para pasien kini dirawat di berbagai fasilitas kesehatan,” ungkap Christine pada Senin (13/1/2025).

Baca juga : Wabup Kediri Pantau Program MBG di SMP Negeri I Kayen Kidul

Meski belum ada laporan korban meninggal dunia, Dinkes terus mengedukasi masyarakat agar lebih cepat mengenali gejala DBD. “Jika mengalami demam tinggi, muntah, atau diare, segera bawa ke dokter.

Penanganan dini sangat penting karena gejala DBD sering mirip penyakit lain seperti tifus atau chikungunya,” tambahnya.

Christine menjelaskan, anak-anak usia 5 hingga 14 tahun menjadi kelompok yang paling rentan terserang DBD karena daya tahan tubuh mereka yang lebih lemah dibandingkan orang dewasa.

Salah satu indikator utama DBD adalah kadar trombosit yang rendah, biasanya di bawah 100, yang hanya bisa dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium.

Baca juga : Diskon Awal Tahun, Tirta Dhaha Kota Kediri Tawarkan Potongan Hingga 50%

DBD terus menjadi ancaman tahunan, terutama saat musim hujan. Pada 2024, tercatat 1.362 kasus dengan 10 korban meninggal dunia. Sebagian besar pasien yang meninggal datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi yang sudah parah.

Untuk mengurangi penyebaran, Christine menekankan pentingnya partisipasi masyarakat melalui pola hidup bersih dan sehat. Langkah sederhana seperti menerapkan 3M (Menutup, Menguras, dan Mengubur) dapat mencegah nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.

Ia juga mengingatkan bahwa fogging hanya solusi sementara. “Yang terpenting adalah membangun kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Itu langkah paling efektif untuk mencegah DBD,” pungkas Christine.***

Reporter: Aziz Wahyudi
Editor: Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *