Kepala Desa Kedungglugu, Sartono, menegaskan bahwa fogging ini menjadi wujud tanggung jawab pemerintah desa dalam melindungi kesehatan warganya.
“Kami bertindak cepat setelah menerima laporan peningkatan kasus DBD. Fogging ini bertujuan memutus rantai penyebaran nyamuk Aedes aegypti,” ujar Sartono, Selasa (14/1/2025).
Baca juga : Meski Jumlahnya Mencapai Ratusan, Namun Angka Dispensasi Nikah Dini di Kabupaten Kediri Tahun 2024 Menurun
Program fogging ini merupakan bagian dari strategi terpadu yang melibatkan aparat desa, tenaga medis, serta peran aktif masyarakat. Sartono menjelaskan bahwa fogging adalah langkah preventif untuk membasmi nyamuk penyebab DBD.
Selain itu, warga diedukasi untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menghilangkan tempat berkembang biak nyamuk.
Proses penyemprotan menggunakan insektisida yang aman dan telah mendapatkan persetujuan dari dinas kesehatan setempat. Fogging dilakukan pada pagi hari untuk menghindari gangguan aktivitas warga dan memastikan efektivitasnya.
Selain fogging, pemerintah desa juga menyosialisasikan program 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang, dan membuang sampah dengan benar) kepada warga.
Edukasi mengenai gejala DBD dan langkah penanganannya juga diberikan agar masyarakat lebih waspada dan siap menghadapi kemungkinan lonjakan kasus.
Kesehatan warga adalah prioritas utama kami, tegas Sartono. Pemerintah desa berkomitmen untuk terus memantau kondisi kesehatan masyarakat dan siap mengambil langkah tambahan jika diperlukan.
Dengan program fogging dan edukasi yang intensif ini, Desa Kedungglugu berharap dapat menekan angka kasus DBD sekaligus menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi seluruh warganya.***
Reporter: Inna Dewi Fatimah
Editor : Hadiyin