LINGKARWILIS.COM – Kabupaten Tulungagung mencatat lonjakan signifikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2024.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, terdapat 1.433 kasus DBD dan 15 kematian akibat Dengue Shock Syndrome (DSS). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023, yang hanya mencatat 206 kasus DBD dan tiga kematian.
Kabid Pencegahan dan Penganggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, mengatakan, “Tahun 2024 kasus DBD dan DSS di Tulungagung mengalami lonjakan secara drastis jika dibandingkan pada tahun 2023 kemarin,” ungkapnya Selasa (7/1/2025).
Lonjakan signifikan mulai terlihat pada Maret 2024, ketika jumlah kasus mencapai 222 dengan empat kematian. Pada April, angka kembali meningkat menjadi 292 kasus dengan tiga korban meninggal.
Waspada! Kasus DBD di Trenggalek Melonjak Tajam, Dilaporkan Ada Lebih dari 600 Kasus
Meski sempat menurun dari Mei hingga September, kasus kembali mengalami kenaikan pada Oktober dengan 63 kasus dan Desember dengan 72 kasus, serta tambahan dua kematian.
“Sebenarnya Mei itu masih ada 275 kasus dengan 1 korban jiwa, Juni ada 131 kasus dengan 1 korban jiwa. Disini sudah mulai menurun, hingga bulan Juli-Desember kasusnya hanya ada puluhan, tetapi di bulan Oktober-Desember itu cenderung naik,” tambah Desi.
Desi menjelaskan bahwa tren kasus DBD memiliki pola fluktuatif dan dipengaruhi musim hujan yang masih berlangsung hingga Februari 2025. Ia juga menyoroti adanya siklus lima tahunan yang seringkali memicu puncak kasus atau *outbreak*.
“Kami menghimbau agar masyarakat dapat menjalani pola hidup sehat terutama dengan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mencegah penyakit DBD,” tutupnya.
Dengan langkah preventif yang tepat, pemerintah berharap penyebaran DBD dapat diminimalkan, dan masyarakat terlindungi dari risiko DSS.