Daerah  

Lonjakan Kematian DBD di Tulungagung, Waspadai Gejala dan Penyebarannya!

Lonjakan Kematian DBD di Tulungagung, Waspadai Gejala dan Penyebarannya!
Proses penanganan DBD pada salah satu desa di Tulungagung yang dilakukan fogging untuk membunuh nyamuk dewasa (isal/Lingkar)

LINGKARWILIS.COM – Tulungagung tengah menghadapi lonjakan kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) yang signifikan sepanjang tahun 2024. Pemkab Tulungagung pun merasa perlu memberikan perhatian ekstra, mengingat banyak pasien DBD baru dibawa ke fasilitas kesehatan (Faskes) saat kondisinya sudah sangat parah.

Desi Lusiana Wardani, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, mengungkapkan kekhawatirannya atas tingginya angka kematian akibat DBD.

Tahun 2024 mencatatkan 15 korban jiwa akibat DBD, sebuah angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tercatat tiga kematian.

“Ini menjadi perhatian kami, meski sepanjang tahun 2024 sebenarnya kasusnya fluktuatif, tetapi angka kematian ini terbilang cukup tinggi,” kata Desi Lusiana Wardani, Jum’at (10/1/2025).

Setahun, Ribuan Kasus DBD di Blitar, 10 Warga Meninggal Dunia

Namun, dari 15 kematian tersebut, tidak semua disebabkan oleh DBD semata. Beberapa pasien ternyata memiliki penyakit penyerta, seperti gangguan jantung atau kehamilan, yang memperburuk kondisi mereka.

Selain itu, masih ada kecenderungan masyarakat yang terlambat membawa pasien ke fasilitas kesehatan, membuat penanganan menjadi lebih sulit.

“Kami masih menelusuri ini, seperti di RSUD dr. Iskak itu memang banyak menangani DBD dan banyak yang meninggal. Tetapi kami perlu tahu apakah ini kesalahan di masyarakatnya atau ada faktor lain,” ungkapnya.

Sebaran DBD di Tulungagung pada tahun 2024 hampir merata di seluruh 19 kecamatan, namun ada dua wilayah yang paling terpengaruh: Kecamatan Boyolangu dan Kecamatan Kedungwaru.

Cegah DBD, Waga Kerja Bakti Bersih-Bersih Jalan Tembus di Dusun Dedehan, Ringin rejo

Kedua wilayah ini terindikasi memiliki kondisi kebersihan lingkungan yang kurang optimal, menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti.

“Masyarakat diimbau untuk mewaspadai gejala yang muncul akibat demam berdarah dan segera dibawa ke faskes terdekat. Apalagi mayoritas kasus DBD ini korbannya anak-anak,” pungkasnya.

Reporter : Mochammad Sholeh Sirri
Editor : Shadinta Aulia Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *