Kediri, LINGKARWILIS.COM – Mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Kediri menyebabkan keresahan di kalangan peternak sapi. Penjualan ternak pun menurun drastis.
Jika sebelumnya peternak mampu menjual dua hingga tiga ekor sapi dalam satu kali pasaran, kini hanya mampu menjual satu ekor saja.
Solikin (40), seorang pedagang sapi asal Desa Satak, Kecamatan Puncu, mengaku mengalami penurunan harga jual yang signifikan.
Baca juga : KPU Kabupaten Kediri Gelar Malam Apresiasi Pilkada Damai 2024, Sampaikan Terima Kasih Pada Semua Pihak
Seekor sapi berbobot 6,5 kuintal yang biasanya dihargai di atas Rp 33 juta, kini hanya ditawar Rp 25 juta.
Akibatnya, ia memutuskan menunda penjualan sapinya hingga situasi PMK mereda.
“Kami tidak ingin rugi, jadi penjualan kami tunda sementara. Situasi ini seperti dua tahun lalu saat wabah PMK pertama kali merebak.
Baca juga : Angka Kekerasan Perempuan di Kabupaten Blitar Tahun 2024 Meningkat, Jeratan Judol Picu Pertengkaran
Kalau kami bawa sapi ke pasar dan pulang dalam kondisi terinfeksi, risikonya besar. Bisa menular ke sapi lain atau milik tetangga,” jelas Solikin.
Ia menambahkan, sapinya telah mendapat vaksinasi saat wabah PMK dua tahun lalu dan telah divaksin ulang dalam situasi saat ini.
“Kami juga memastikan kebersihan kandang agar sapi tetap sehat dan terhindar dari penyakit,” pungkasnya.***
Reporter : Bakti wijayanto
Editor : Hadiyin