LINGKARWILIS.COM – Jumlah armada Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia (Damri) dengan trayek Tulungagung-Ponorogo mengalami pengurangan di tahun 2025. Selain itu, operasional trayek juga terganggu akibat kerusakan jalan di Kecamatan Pagerwojo yang disebabkan bencana longsor.
Aries Prasetyo, Plt. Kabid Angkutan dan Sarana Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tulungagung, menyampaikan bahwa Damri di jalur perintis Tulungagung-Ponorogo mulai beroperasi kembali pada Rabu (15/1/2025).
Langkah ini dilakukan setelah kontrak baru disepakati usai kontrak sebelumnya berakhir pada Desember 2024. Namun, jumlah armada Damri untuk trayek ini berkurang dibandingkan tahun lalu.
Aries mengungkapkan bahwa pengurangan armada ini dipengaruhi oleh rendahnya tingkat keterisian penumpang, yang hanya mencapai sekitar 30 persen dari kapasitas total 35 kursi. Kebanyakan penumpang Damri di trayek ini adalah pedagang yang bepergian ke pasar, seperti Pasar Ngemplak, sehingga penumpang yang sampai di Terminal Gayatri Tulungagung menjadi sangat minim.
“Biasanya pedagang yang berasal dari Pagerwojo naik Damri dan turun di Pasar Ngemplak atau Pasar Wage, sehingga tingkat keterisian penumpang ini jadi minim,” tambahnya.
Terkait longsor di Pagerwojo, Aries mengatakan bahwa kondisi tersebut sangat memengaruhi operasional Damri di trayek Tulungagung-Ponorogo. Bus Damri tidak bisa melewati jalur yang terdampak longsor sehingga perjalanan menjadi terhambat.
“Jadi istilahnya dilangsir, masing-masing bus termasuk yang dari Tulungagung atau Ponorogo nantinya berhenti di lokasi jalan rusak kemudian bertukar penumpang dan kembali lagi,” pungkas Aries.