Perbaikan Jalan Amblas Penghubung Jenangan-Ngebel Tunggu Penyelesaian DED

Perbaikan Jalan Amblas Penghubung Jenangan-Ngebel Tunggu Penyelesaian DED
Kondisi jalan penghubung dua kecamatan yang amblas akibat diterjang longsor (Sony)

Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Jalan poros yang menghubungkan dua kecamatan, Jenangan dan Ngebel, yang mengalami kerusakan parah hingga setengah badan jalan amblas, telah diusulkan untuk perbaikan.

Kepala BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun, menyatakan bahwa usulan perbaikan jalan ini telah diajukan sejak 2023 ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Baru pada tahun 2025 usulan tersebut diterima dan dijadwalkan untuk rehabilitasi serta rekonstruksi.

“Jalan penghubung ini telah masuk dalam program rehabilitasi dan rekonstruksi BNPB untuk tahun 2025,” ungkap Masun, Kamis (16/1/2025).

Baca juga : Untuk Cegah HMPV, Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat, Ini Pesan Kadinkes Kabupaten Kediri

Masun menjelaskan bahwa usulan perbaikan telah melalui berbagai tahapan, mulai dari konsultasi, pengajuan proposal, pra-verifikasi, hingga verifikasi lapangan. Saat ini, tahapan terakhir yang diperlukan adalah penyelesaian Detail Engineering Design (DED) oleh Dinas PU PKP.

“Kami telah menyelesaikan seluruh proses di BPBD. Sekarang tinggal menunggu DED dari Dinas PU PKP, yang diharapkan rampung paling lambat Februari 2025. Setelah itu, perbaikan dapat segera dimulai,” jelas Masun.

Kepala Dinas PU PKP, Jamus Kunto, menambahkan bahwa pihaknya sedang menyelesaikan proses engineering estimate untuk jalan tersebut. Ia optimis DED akan selesai sesuai target waktu.

Baca juga : Stadion Batoro Katong Ponorogo Kembali Jadi Tuan Rumah Babak 32 Besar Liga 4 Zona Jawa Timur

“Proses engineering estimate tidak hanya mencakup Wagir Lor, tetapi juga titik lain yang terdampak. Februari nanti semuanya akan selesai,” ujar Jamus.

Sebagai informasi, jalan penghubung antara Desa Wates, Jenangan, dan Wagir Lor, Ngebel, mengalami longsor pada Senin (13/1/2025).

Akibatnya, jalur tersebut ditutup untuk kendaraan roda empat, memaksa warga memutar sejauh 6 kilometer. Jalan ini merupakan akses vital, terutama bagi warga yang beraktivitas sehari-hari dan siswa yang pergi ke sekolah.***

Reporter : Sony Dwi Prastyo
Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *