Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo terus berupaya menekan penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Sebanyak 500 dosis vaksin PMK telah didistribusikan ke sejumlah wilayah di Ponorogo, terutama ke daerah yang masih tergolong hijau atau belum ditemukan kasus PMK.
Kepala Bidang Peternakan, Kesehatan Hewan, dan Perikanan, Siti Barokah, mengungkapkan bahwa vaksin tersebut diperoleh melalui pengadaan mandiri menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Baca juga : DPRD Kabupaten Kediri Desak Percepatan Penanganan PMK pada Sapi
“Kami beli secara mandiri karena pasokan vaksin dari pusat belum tersedia. Jumlahnya terbatas karena PMK ini muncul tiba-tiba,” jelasnya pada Kamis (9/1/2025).
Siti Barokah menjelaskan bahwa vaksinasi difokuskan pada wilayah hijau untuk mencegah penyebaran dari sapi yang terjangkit PMK di daerah lain. “Pertimbangannya adalah pencegahan, sehingga vaksinasi dilakukan di daerah hijau,” tambahnya.
Hingga saat ini, semua dosis vaksin telah selesai diberikan kepada sapi dan kambing. Namun, Barokah belum memastikan kapan anggaran untuk pembelian vaksin tambahan akan dialokasikan.
Baca juga : Liga 4, Dua Tim Kediri Menang Telak, Amankan Posisi Klasemen
“Kalau nanti ada pergeseran anggaran, kami akan beli lagi. Sementara ini baru untuk 500 ekor,” ujarnya.
Berdasarkan data Sistem Kesehatan Hewan Nasional (iSIKNAS), terdapat 346 sapi yang terjangkit PMK di Ponorogo, tersebar di 16 kecamatan. Sementara itu, populasi sapi di wilayah ini mencapai sekitar 68 ribu ekor.
“Vaksinasi minimal harus dilakukan setiap enam bulan sekali untuk memastikan pencegahan yang berkelanjutan,” tandas Barokah.***
Reporter: Sony Dwi Prasetyo
Editor : Hadiyin