Blitar, LINGKARWILIS.COM – Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius di Kabupaten Blitar, terutama saat musim hujan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, sepanjang tahun 2024 tercatat sebanyak 1.279 kasus DBD, dengan 10 korban meninggal dunia akibat penyakit yang ditandai dengan bintik merah pada kulit dan demam tinggi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Anggit Ditya Putranto, menekankan pentingnya sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Kami terus menggalakkan program 3M: menguras, mengubur, dan menutup barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk,” jelasnya pada Kamis (9/1/2025).
Baca juga : Satgas Pangan Kabupaten Kediri Temukan Harga Bahan Pokok Masih Tinggi di Awal Tahun
Menurut Anggit, mayoritas penderita DBD adalah anak-anak, yang cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh lebih lemah dibandingkan orang dewasa.
Kecamatan Binangun mencatat jumlah kasus tertinggi dengan 184 laporan, disusul Kecamatan Sutojayan sebanyak 169 kasus, dan Kecamatan Garum dengan 109 kasus. Data ini berasal dari laporan dua rumah sakit pemerintah di Kabupaten Blitar dan sejumlah puskesmas.
Untuk mengatasi lonjakan kasus, Dinas Kesehatan telah menggencarkan sosialisasi melalui kader dan juru pemantau jentik (jumantik). Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk menjaga pola hidup bersih dan lingkungan sekitar.
Baca juga : BAZNAS Kabupaten Kediri Salurkan 10 Kambing untuk Pemberdayaan Peternak di Desa Puhsarang, Ini Infonya
Anggit menegaskan, jika muncul gejala seperti demam tinggi selama beberapa hari, badan lemas, bintik merah, atau mual, segera bawa untuk periksa ke dokter.
“Penanganan dini sangat menentukan kesembuhan pasien.” katanya.
Selain DBD, chikungunya juga mulai menyerang warga Kabupaten Blitar. Dalam 30 hari terakhir, sebanyak 79 kasus tercatat di akhir 2024.
Anggit menyebut chikungunya, yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, menyebabkan gejala seperti demam tinggi dan nyeri sendi.
Sepanjang tahun 2024, terdapat 345 kasus chikungunya, termasuk 79 kasus pada Desember. Dengan hujan yang masih mengguyur sejumlah wilayah, jumlah kasus pada awal 2025 diperkirakan terus bertambah.
Anggit mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala serupa agar tidak memperparah kondisi.***
Reporter: Aziz Wahyudi
Editor: Hadiyin