Blitar, LINGKARWILIS.COM – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Blitar terus mengalami peningkatan yang memprihatinkan. Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar menunjukkan jumlah kasus PMK kini mencapai 39, dengan lima sapi yang terjangkit dinyatakan mati.
“Memang ada peningkatan kasus dibandingkan sebelumnya. Dari 34 kasus, kini naik menjadi 39, dan beberapa sapi yang mati disebabkan kondisi sudah sangat parah,” ungkap Kepala DKPP Kota Blitar, drh Dewi Masitoh, Senin (20/1/2025).
Hasil pemetaan DKPP menemukan tujuh kelurahan menjadi pusat perhatian karena kasus PMK, yaitu Tanggung, Ngadirejo, Sentul, Tanjung, Gedog, Tanjungsari, Blitar, dan Tlumpu.
“Namun, di beberapa wilayah seperti Tlumpu, Blitar, dan Ngadirejo, sapi yang sebelumnya terpapar sudah dinyatakan sembuh,” tambah Dewi.
Baca juga : Dinkes Kabupaten Kediri Pantau Potensi Paparan Chikungunya, Ini Infonya
Sebagai langkah responsif, DKPP Kota Blitar menerima alokasi 300 dosis vaksin yang langsung diberikan kepada sapi-sapi sehat. Petugas turun ke lapangan, seperti di Kelurahan Klampok, Kecamatan Sananwetan, untuk melakukan vaksinasi dan pemeriksaan kondisi sapi.
Dewi menjelaskan, sapi dengan kondisi demam atau sakit tidak bisa divaksin hingga kondisinya stabil. Dalam setiap vial vaksin, tersedia 24 dosis untuk digunakan. Selain vaksin, peternak juga diberikan vitamin untuk menjaga kesehatan ternak mereka.
DKPP mengimbau peternak untuk menjaga kebersihan lingkungan kandang sebagai bagian dari pencegahan.
“Kami harap peternak aktif menjaga lingkungan agar sapi tetap sehat,” jelas Dewi.
Saat ini, populasi sapi di Kota Blitar tercatat sebanyak 3.705 ekor. Salah satu peternak, Triman, mengungkapkan rasa syukur atas bantuan vaksin yang diberikan. “Terima kasih atas vaksin yang sudah diberikan. Semoga sapi-sapi kami tetap sehat,” ujarnya.
Reporter: Aziz Wahyudi
Editor: Hadiyin