Warung Kopi Legendaris “Ngisor Pring” Berubah Jadi “Ngisor Anggur”, Inovasi untuk Bertahan di Tengah Zaman

Warung Kopi Legendaris "Ngisor Pring" Berubah Jadi "Ngisor Anggur", Inovasi untuk Bertahan di Tengah Zaman
Warung Kopi Legendaris "Ngisor Pring" Berubah Jadi "Ngisor Anggur", Inovasi untuk Bertahan di Tengah Zaman (Bidu)

Kediri, LINGKARWILIS.COM – Warung kopi legendaris “Ngisor Pring,” yang telah melayani pelanggan sejak tahun 2000 di Gang 3, Kelurahan Banaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, kini menjalani transformasi menjadi “Ngisor Anggur.”

Perubahan ini menjadi simbol inovasi usaha lokal yang mampu bertahan lebih dari dua dekade.

Sri Wahyuni dan Yuli Agung, pemilik warung, mengungkapkan bahwa perubahan nama dan konsep ini adalah upaya menjawab kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.

“Dulu, warung ini hanya tempat sederhana untuk menikmati kopi di bawah naungan pohon bambu. Sekarang, kami hadirkan menu modern dan fasilitas baru agar lebih menarik untuk berbagai kalangan,” ujar Yuli pada Kamis (16/1/2025).

Baca juga :Untuk Cegah HMPV, Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat, Ini Pesan Kadinkes Kabupaten Kediri

Meski bertransformasi, warung tetap mempertahankan harga terjangkau, dengan kopi hanya Rp3.000 per cangkir. Selain itu, “Ngisor Anggur” kini dilengkapi fasilitas tambahan seperti kos-kosan dan WiFi gratis di area warung.

Keberadaan fasilitas ini dinilai strategis, mengingat lokasinya dekat dengan pusat aktivitas masyarakat.

“Fasilitas tambahan ini tidak hanya meningkatkan pemasukan, tapi juga membuat warung lebih relevan di tengah persaingan usaha saat ini,” tambah Yuli.

Transformasi dari “Ngisor Pring” menjadi “Ngisor Anggur” menunjukkan bahwa usaha tradisional dapat bertahan dengan berinovasi tanpa meninggalkan identitas aslinya.

Baca juga : Pastikan Penggunaan Senjata Api Sesuai Ketentuan, Propam Polres Kediri Lakukan Pemeriksaan

Kini, “Ngisor Anggur” bukan hanya sekadar tempat ngopi, tetapi juga ruang berkumpul yang nyaman, terjangkau, dan relevan dengan kebutuhan zaman.***

Reporter: Agus Sulistyo Budi
Editor: Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *