LINGKARWILIS.COM – Seorang guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang kehadirannya begitu berarti dalam kehidupan kita.
Kehadiran guru tidak hanya mengajarkan tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang membentuk karakter dan masa depan kita.
Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional setiap tanggal 25 November, menyampaikan rasa terima kasih melalui puisi bisa menjadi cara yang sederhana namun penuh makna.
Membaca puisi di momen Hari Guru Nasional mampu menggambarkan penghormatan dan cinta kepada guru yang telah berjasa dalam membimbing kita.
Berikut adalah 7 puisi tentang guru yang sederhana, menyentuh hati, dan cocok dibaca pada momen spesial Hari Guru Nasional.
5 Contoh Puisi Kemerdekaan Penuh Semangat Juang, Cocok untuk Bahan Lomba!
Puisi untuk Memperingati Hari Guru Nasional
1. Pilar Pengetahuan
Di pagi sunyi, engkau datang,
Membawa secercah cahaya terang.
Tanganmu menuntun, hati membimbing,
Hingga yang buta menjadi paham akan hidup yang menantang.
Guru, engkau bukan sekadar pengajar,
Kau pilar, pengukir masa depan nan tegar.
Meski letih sering menyapa,
Langkahmu tetap teguh tak kenal lelah.
Kini kami berdiri,
Di atas pondasi yang kau bangun dengan hati.
Semoga doamu selalu mengiringi,
Dalam jejak yang kami titi.
2. Mentari Tak Kenal Henti
Dalam setiap hembusan nafas pagi,
Kau adalah mentari tak pernah henti.
Menghangatkan jiwa yang dingin,
Menyemai asa di tanah gersang ini.
Kau tanam benih harapan,
Di hati-hati yang rapuh dan penuh keraguan.
Bukan hanya ilmu yang kau berikan,
Tapi cinta, kasih, dan pengorbanan.
Guru, engkau tak butuh tepuk tangan,
Tak berharap pujian atau sanjungan.
Bagimu, senyum kami sudah cukup,
Sebagai bukti tugasmu tak pernah terputus.
3. Bintang dalam Kegelapan
Kala malam begitu kelam,
Engkaulah bintang yang tak padam.
Menerangi jiwa yang tersesat,
Mengantarkan kami pada jalan yang tepat.
Bukan sekadar kata yang kau ucap,
Tapi teladan dalam setiap langkah.
Kau ajarkan makna kejujuran,
Hingga kami paham arti kehidupan.
Guru, meski usia kan terus berlalu,
Namamu abadi di dalam kalbu.
Terima kasih atas cinta tak bersyarat,
Hingga kami mampu melihat dunia dengan tepat.
7 Resep Bekal Super Simple dan Praktis untuk Suami ala Chef Martin Praja, Dijamin Nampol!
4. Kanvas Hidup
Engkaulah pelukis di kanvas kami,
Goresan ilmu jadi seni nan abadi.
Dalam kesabaran yang tak terkira,
Kau bentuk mimpi kami menjadi nyata.
Teguran darimu adalah warna biru,
Mengajarkan damai dalam ragu.
Senandungan ceritamu adalah merah,
Mengajarkan semangat untuk terus melangkah.
Kini kanvas itu telah penuh,
Namun lukisanmu takkan luluh.
Terima kasih, wahai pelukis kehidupan,
Jasamu takkan pernah tergantikan.
5. Pahlawan Tanpa Mahkota
Tak kau kenakan mahkota di kepala,
Namun engkaulah pahlawan sesungguhnya.
Mengorbankan waktu, tenaga, dan rasa,
Demi generasi yang kau cinta.
Dalam dinginnya hujan atau panasnya siang,
Kau tetap hadir tanpa pernah menghilang.
Menghidupkan mimpi yang hampir mati,
Menguatkan hati yang hampir menyerah pergi.
Guru, kami hanya bisa berucap,
Dalam doa kami kau tetap menggapai harap.
Bahagiamu adalah tujuan kami,
Karena kau telah mengajarkan arti sejati.
Debat Perdana Pilkada Kota Batu, Paslon GURU Siap Paparkan Visi dan Misi
6. Suara Hati Guru
Di setiap kata yang kau ucap,
Ada doa yang tak terungkap.
Di setiap nasihat yang kau berikan,
Ada cinta yang tanpa pamrih kau semaikan.
Kadang langkahmu sunyi tanpa gemuruh,
Namun jejakmu adalah jalan yang utuh.
Kami berjalan di atas landasan,
Yang kau bangun dengan penuh kesabaran.
Guru, suara hatimu adalah melodi,
Menyentuh jiwa kami yang sepi.
Terima kasih telah menjadi cahaya,
Dalam gelap hidup yang tak bertepi.
7. Terima Kasih Selamanya
Wahai guru, manusia mulia,
Yang mengisi hidup kami dengan cinta.
Kau ajarkan kami tentang arti mimpi,
Tentang hidup yang harus dijalani.
Dulu kami tak tahu arah,
Namun engkau hadir tanpa menyerah.
Menunjukkan jalan dengan tegas,
Meski peluhmu jatuh tak terbalas.
Kini, kau mungkin tak lagi di sisi,
Tapi namamu terukir di hati.
Terima kasih, guru tercinta,
Jasamu abadi selamanya.
Beberapa puisi diatas bisa menjadi salah satu cara untuk mengungkapkan besarnya rasa cinta pada guru yang sangat berjasa dalam hidup kita.
Penulis: Rafika Pungki Wilujeng
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya