Blitar, LINGKARWILIS.COM – Curah hujan tinggi selama lebih dari tiga jam pada Sabtu malam (30/11) hingga Minggu (1/12) membawa bencana di Kabupaten Blitar. Hujan deras tersebut memicu longsor dan banjir yang merusak puluhan rumah, menghancurkan infrastruktur, dan menyebabkan kerugian besar di wilayah timur dan utara Kabupaten Blitar.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Bettryanto, bencana tersebut melanda beberapa desa, termasuk Desa Krisik (Gandusari), Desa Selorejo (Selorejo), Desa Ngadirenggo (Wlingi), Desa Sambigede (Binangun), Desa Kedungwungu (Binangun), Desa Birowo (Binangun), dan Desa Wates (Wates).
“Petugas masih berada di lokasi untuk menangani dampak bencana. Sejauh ini, tidak ada laporan korban jiwa,” jelasnya.
Baca juga : Polisi Amankan Perempuan Asal Puncu Kediri, Diduga Pengedar Pil Dobel L
Dampak Bencana :
- Longsor:
- Desa Krisik: Dua rumah rusak.
- Desa Selorejo: Longsoran menimpa dinding SMK.
- Desa Ngadirenggo: Longsoran menutup jalan.
- Desa Pagergunung (Kesamben): Longsor menimpa dapur rumah warga dan menghalangi jalan penghubung.
- Banjir:
- Desa Sambigede (Binangun): Lima rumah terendam banjir dari Kalijati.
- Desa Kedungwungu (Binangun): 12 rumah, termasuk satu SPBU mini, terendam hingga 1,5 meter akibat luapan Kali Kebo.
- Desa Birowo (Binangun): 22 rumah terdampak banjir dari luapan Sungai Birowo. Sebuah komplek pemakaman umum rusak parah, bahkan nisan ikut hanyut.
- Desa Wates (Wates): Empat jembatan rusak parah dan tiga rumah terdampak.
Di Desa Sambigede, satu rumah milik Marsim hanyut terbawa arus, sedangkan rumah milik Kosit mengalami kerusakan berat. Selain itu, kandang ternak roboh, dan belasan kambing serta unggas dilaporkan hilang.
Banjir dan longsor juga mengakibatkan gangguan pada jalur kereta api antara Stasiun Kesamben dan Pohgajih, sehingga perjalanan tiga kereta api terganggu. Empat jembatan di Desa Wates rusak dan tak dapat dilalui, memutus akses bagi warga.
BPBD Kabupaten Blitar bersama instansi terkait telah mendata kerusakan dan memberikan bantuan darurat, seperti sembako, terpal, dan kebutuhan pokok lainnya, khususnya bagi warga yang kehilangan tempat tinggal. “Kami terus berupaya menormalisasi kondisi di lapangan dan memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi,” tutup Ivong.***
Reporter: Rizky Rusdiyanto
Editor : Hadiyin