Kediri, LINGKARWILIS.COM – Sebanyak 5 kelompok tani di wilayah Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri pada 2021 lalu sedianya mendapatkan bantuan 1000 ekor sapi sehingga masing-masing kelompok tani mendapatkan 200 ekor sapi.
Namun realisasinya jumlah sapi yang diterima masing-masing kelompok tani tidak sesuai rencana dimana masing-masing kelompok tani hanya menerima 135 ekor sapi dengan rincian 100 ekor sapi jantan dan 35 ekor sapi betina.
Pada jurnalis lingkarwilis.com, 3 kelompok tani dari 5 kelompok tani tersebut mengakui jumlah sapi yang mereka terima tidak sesuai dengan yang dijanjikan sebelumnya.
Baca juga : 27 Titik Penukaran Uang Rupiah di Kediri Melalui Perbankan, Bank Indonesia Sambut Serambi 2024!
Salah satunya kelompok tani Banjarsari di Dusun Kendal Doyong, Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih. Menurut ketua kelompok tani Banjarsari, Bahrul Basith, jumlah sapi yang diterima jauh di bawah jumlah yang seharusnya.
“sisanya masih belum terealisasi,” ujarnya, Selasa (19/3/2024)
Demikian juga Ketua Kelompok Tani Ngadimulyo di Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngadiluwih, Mat Sujud menyampaikan hal yang sama.
Menurutnya, jumlah bantuan sapi untuk 5 kelompok tani di Kecamatan Ngadiluwih semuanya tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
Baca juga : Gelar Acara Buka Bersama dengan Kepala OPD, Ini yang Disampaikan Pj Wali Kota Kediri Zanariah
“5 kelompok tani ini jumlah yang diterima masing-masing sama yakni hanya 100 ekor sapi jantan dan 35 sapi betina,” ucapnya.
Pemeliharaan sapi, kata Mat Sujud, dalam prosesnya butuh biaya perawatan dan pakan yang besar.
“bayangkan saja kalau sehari 1 ekor sapi jatah makannya 25 ribu belum termasuk vaksin dan biaya perawatan lainnya, kalikan 135 ekor selama satu bulan,” imbuhnya.
Masih kata Sujud, peternak sapi idealnya harus siap bank pakan lebih dulu karena jika tidak pasti akan kewalahan.
“Kalau tidak punya bank pakan pasti tidak maksimal, kalau gak sakit ya mati,’ tambahnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Moh. Muslih menjelaskan, dalam proses pemeliharaan sapi pasti ada penyusutan dari jumlah bantuan yang diterima oleh kelompok tani salah satunya karena ternak mati dan biaya operasional terbatas.
“Secara jumlah memang menyusut tetapi secara angka stabil mengingat biaya operasional itu diputar,” jelasnya.
“yang pasti pemberian bantuan sapi ini memang jumlahnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan tetapi semua tahu, ada berita acaranya, disaksikan BPK dan kejaksaan juga,” tambahnya.***
Reporter : Agus Sulistyo Budi
Editor : Hadiyin