Daerah  

Belasan Kejadian Bencana Terjadi di Ponorogo dalam 10 Hari Terakhir

Belasan Kejadian Bencana Terjadi di Ponorogo dalam 10 Hari Terakhir
Bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Banaran beberapa waktu lalu (BPBD )
 Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mendatat sedikitnya ada 13 bencana hidrometeorologi yang terjadi dalam sepuluh hari terakhir di awal Januari tahun 2024 ini.

Belasan bencana itu seperti tanah longsor, angin kencang hingga tanaman eceng gondok yang menutupi aliran sungai di Kecamatan Mlarak beberapa waktu lalu.

Kepala BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun mengatakan jika dibandingkan dengan tahun 2023 lalu pada periode yang sama, jumlah bencana tahun ini mengalami kenaikan. Dari 7 kejadian pada tahun lalu menjadi 13 pada tahun ini.

Baca juga : Jalan Dhoho Kota Kediri Sering Macet, Ini Tiga Penyebab Hasil Evaluasi Dishub Kota Kediri 

“Artinya bencana hidrometeorologi basah tahun ini patut untuk diwaspadai,” Ungkap Masun kepada wartawan, Jumat (12/1/2024).

Masun merinci belasan bencana pada awal Januari ini yakni tanah longsor ada 8 titik meliputi di Kecamatan Pulung, Ngebel, maupun Pudak. Lalu ada 4 kejadian angin kencang serta satu fenomena eceng gondok beberapa waktu lalu, dimana pihak BPBD mengerahkan ekskavator untuk membersihkan aliran sungai.

“Yang eceng gondok itu ternyata sangat banyak, itu truk pengangkut eceng gondok bolak balik hingga 300 kali,” terangnya.

Baca juga : Proyek Jalan Tol Kediri Tulungagung Terjang Puluhan Lahan Pertanian Produktif di Kabupaten Kediri, Ini Infonya

Mantan Kepala Dipertahankan tersebut mengakui jika intensitas hujan saat ini masih tergolong ringan hingga sedang. Namun, untuk fenomena tanah longsor diakibatkan oleh tanah yang pada saat musim kemarau mengalami retak, lalu pada musim hujan retakan tersebut terisi air dan menyebabkan tanah longsor.

“Belum lagi akibat vegetasi tanah di lokasi tersebut yang berkurang sehingga tanah mudah longsor,” jelas Masun.

Lebih lanjut, jika merujuk perkiraan dari BMKG prediksi puncak hujan di Ponorogo terjadi pada pertengahan Februari mendatang. Oleh karena itu masyarakat yang berada di kawasan merah bencana diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaannya.

“Tetap waspada, walaupun diperkirakan curah hujan tidak ekstrem tahuntahun sebelumnya,” pungkas Masun.***

Reporter : Sony Dwi Prastyo
Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *