LINGKARWILIS.COM – Pernikahan telah lama dianggap sebagai salah satu pencapaian utama dalam kehidupan seseorang. Namun munculnya generasi Gen Z, pandangan tentang pernikahan mulai mengalami perubahan.
Pasalnya, kaum Gen Z yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 mulai menunjukkan sikap dan pendekatan yang berbeda terhadap pernikahan dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Jika melihat tanpa kacamata, kini banyak Gen Z yang belum memiliki pasangan karena mereka lebih memikirkan karir terlebih dahulu ketimbang pernikahan.
Lalu apakah pernikahan masih menjadi tujuan utama bagi Gen Z? Mari kita telusuri lebih dalam.
1 Prioritas Berubah
Generasi Z dikenal dengan pandangan yang lebih fleksibel dan terbuka terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk menikah.
Mereka cenderung lebih fokus pada pencapaian pribadi, karir, dan kesejahteraan mental sebelum memutuskan untuk menikah.
Prioritas utama mereka sering kali meliputi pendidikan, pengembangan diri, dan stabilitas finansial sehingga membuat menikah bukanlah tujuan yang utama dalam daftar mereka.
2 Kesadaran Terhadap Keseimbangan Hidup
Generasi ini memiliki kesadaran yang lebih tinggi tentang pentingnya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.
Mereka lebih memilih untuk memastikan bahwa mereka sudah mencapai kestabilan dan kepuasan dalam hidup sebelum mengambil langkah besar seperti menikah.
Hal ini berarti bahwa mereka mungkin memilih untuk menunda menikah hingga mereka merasa benar-benar siap.
3 Perubahan dalam Konsep Keluarga
Konsep keluarga juga mengalami perubahan signifikan. banyak anggota Generasi Z yang tidak melihat menikah sebagai satu-satunya cara untuk membentuk keluarga.
Mereka lebih terbuka terhadap berbagai bentuk hubungan, termasuk hubungan tanpa ikatan resmi an pengasuhan anak tanpa pernikahan.
4 Pengaruh Media Sosial dan Budaya Pop
Media sosial dan budaya pop turut mempengaruhi pandangan Generasi Z tentang pernikahan.
Melihat berbagai representasi hubungan di media sosial dapat memperluas perspektif mereka mengenai bentuk-bentuk hubungan dan menikah.
Ini dapat membuat mereka lebih skeptis terhadap institusi menikah tradisional dan lebih memilih hubungan yang tidak terikat oleh norma-norma konvensional.
5 Dampak dari Krisis Ekonomi dan Sosial
Krisis ekonomi dan ketidakpastian sosial juga berdampak pada pandangan Generasi Z tentang pernikahan.
Dengan tantangan finansial yang semakin tinggi banyak dari mereka merasa bahwa pernikahan mungkin menjadi beban tambahan yang tidak perlu saat mereka sedang berusaha untuk stabil secara ekonomi dan sosial.
Meskipun pernikahan tetap menjadi pilihan yang valid dan berharga bagi banyak orang, bagi kaum Gen Z, pernikahan tidak lagi dianggap sebagai tujuan utama dalam hidup.
Prioritas Gen Z cenderung lebih fokus pada pencapaian pribadi, kesejahteraan mental, dan kestabilan finansial.
Gen Z lebih terbuka terhadap berbagai bentuk hubungan dan tidak merasa tertekan untuk mengikuti norma-norma tradisional.
Perubahan ini mencerminkan evolusi sosial dan budaya yang terus berkembang, menciptakan spektrum baru dalam cara Gen Z memandang dan mengejar kehidupan.
Penulis: Rafika Pungki Wilujeng
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya