LINGKARWILIS.COM – Setelah mengalami kelangkaan gas elpiji pada tahun lalu, kini masyarakat mulai menghadapi beras langka yang keberadaanya sulit ditemukan.
Hal ini dirasakan saat berada minimarket seperti Alfamart dan Indomaret. terjadi kekosongan stok beras premium yang pembeliannya dibatasi 2 karung untuk setiap konsumen.
Adanya fenomena beras langka ini secara tidak langsung membuat warga geram selain langka harga untuk satu kilogram juga meningkat hampir dua kali lipat.
Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) terjadinya fenomena beras langka dikarenakan keterbatasan dan kekosongan beras di ritel. Sehingga membuat pengusaha untuk menahan pembelian pasokan baru dari produsen maupun distributor.
Ditahannya pembelian pasokan beras baru dikarenakan harga jual yang melambung sangat tinggi hingga 30%.
Kenaikan harga jual beras pada produsen yang semakin naik membuat harga jual ke konsumen menjadi mahal. Saat ini dipasaran harga beras di pasaran sudah mencapai Rp 15.000.kg,
Walaupun terdapat stok beras di gudang, pihak Aprindo menahan stok tersebut untuk dijual demi mencegah kekosongan di ritel.
Dirangkum dari berbagai sumber, Aprindo menjelaskan kenaikan ini terjadi karena harga penggilingan padi yang semakin meningkat. Disamping itu, pasokan beras di dalam negeri juga terbatas dikarenakan masih masa tanam dan impor belum masuk.
Akibat dari beras langka banyak warga berkomentar, mengaitkannya dengan pesta politik pemilu 2024 yang saat ini sedang terjadi.
“Di warung Garut, ada yang 17 rb sekalipun msh ada yg 15 rb tapi beras yg patah².
Dan di Minimarket stok beras yg mahal dan murah sdh bbrp hari ini habis. Keknya bakal naik harganya. Mereka (Pejabat Negara) sibuk Kampanye dan Lupa penderitaan Rakyatnya. Rakyatnya ga sadar². Tulis salah satu akun.
Tetapi ada pula netizen bijak yang memandang dari segala sudut, “Gabisa dipandang dr satu sudut aja, ada bnyk faktor terkait kenaikan suatu harga produk sprti,- Supply Demand
Demand akan beras makin tahun jg makin naik seiring pertumbuhan orang dan pastinya butuh makan, sedangkan supply lahan pertanian makin tahun makin nipis.” Tulis akun lainnya.
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya