Mereka ngeluruk ke Kantor Pemkab Blitar di Kanigoro di bawah kendali langsung Ketua KONI Kabupaten Blitar, Tony Andreas.
Para atlet yang mayoritas masih pelajar dan para pelatih mendatangi kantor pemkab seraya membawa banner. Bahkan mayoritas mengenakan jaket atau kostum kebesaran cabang olahraga.
“Demo ini merupakan akumulasi kami. Dana pembinaan dan reward porprov semakin tak jelas,” kata Ketua KONI Kabupaten Blitar, Tony Andreas, Senin (18/12).
Dia mengatakan demo yang dimulai pukul 10.00 itu merupakan puncak kekesalan para cabor. Pasalnya perhatian atau atensi Pemkab Blitar di bidang olahraga dianggap setengah-setengah. Puncaknya pada perheletan Porprov Jatim, reward para peraih medali tidak jelas.
“Padahal kami sudah ngos-ngosan bertanding malah tak ada perhatian,” keluhnya.
Dengan rincian medali 27 emas, 23 perak dan 39 perunggu. Nah dengan adanya prestasi itu setidaknya jumlah reward yang harus diberikan senilai Rp 2,7 miliar.
“Kami tagih janji, kasihan atlet sudah ngoyo,” katanya.
Pihaknya pun mengultimatum agar segera memikirkan dana reward dan pembinaan.
Jika tak ada kejelasan sudah ada beberapa opsi yang bakal dilakukan diantaranya bakal mengerahkan massa lebih banyak.
Jika tak ada respon, akan mencarikan bapak asuh atlet atau melobi daerah lain agar membina atlet.
Terakhir kali, bakal membubarkan KONI.
“Sebagian dana pembinaan dari duit pribadi saya. Tetapi apa ya terus-terusan nalangi,” katanya.
Sekitar satu jam orasi, perwakilan massa akhirnya diizinkan untuk mengikuti dialog bersama pemkab. Dialog yang dipusatkan di pendapa kantor Pemkab Blitar itu akhirnya menemui kesepakatan. Soal reward dan dana pembinaan bakal dialokasikan pada 2024. Massa pun membubarkan diri.***
Reporter : Abdul Aziz Wahyudi
Editor : Hadiyin