LINGKARWILIS.COM – Penemuan pria misterius gantung diri di flyover Cimindi, Bandung, Jawa Tengah pada Jumat (28/6/2024) menghebohkan warga sekitar termasuk warganet di media sosial.
Korban ditemukan warga menggantung di flyover Cimindi dengan mata dan mulut ditutup lakban sekitar pukul 05.30 WIB.
Penampakan korban bunuh diri di flyover Cimindi pun diabadikan oleh warga yang menyaksikannya dan videonya dibagikan di sosial media hingga menjadi viral.
Tidak berselang lama video tersebut viral warganet menemukan akun Instagram beserta catatan terakhir korban yang diduga bunuh diri.
Korban menuliskan catatan terakhir di Google Drive soal permasalahan yang sedang dia hadapi dari masuk SD hingga kuliah.
Dari catatan yang dibagikan korban bernama Dimas menceritakan kisahnya dibesarkan oleh orang tua yang sama-sama bekerja di Rumah Sakit dan sekolah di swasta elit.
Dimas kerap merasa berbeda dengan orang sekitar karena keadaan hidupnya yang tidak seperti orang lain.
“Pulangnya dijemput mobil/jemputan sedangkan aku cuma bisa dianter jemput bonceng 4 (papah,mamah, kakak, aku) naik motor. Tapi aku masih bisa menghibur diri pikiranku berkata ‘untungnya mamah masih menyempatkan waktunya buat masakin bekal walaupun dia juga harus bangun subuh karna kerja pagi.” Tulisnya
Dalam 8 halaman catatan, dia juga menceritakan pernah di bully semasa sekolah tetapi tidak pernah menceritakan masalah yang dialaminya pada keluarga ataupun guru.
“Aku sekolah di SD swasta Katolik. Apakah aku sekarang merasa jadi mayoritas di sana? Tentu ngga. Karna mereka kebanyakan adalah orang-orang cina yang kaya raya. Sedangkan aku cuma orang batak item yang dikasih bekel 1000 sehari. Jadi bahan bully juga dong tentunya. Lapor guru? Lapor orang tua? Tentunya bukan solusi. Lagi-lagi hanya bisa diem.” Tulis Dimas.
Banyak hal yang Dimas pendam dan pertanyakan dalam dirinya sendiri, tanpa ada teman bercerita ataupun berkeluh kesah.
“Semua hal yang aku alamin itu membuat pola pikir aku yang seperti sekarang. Aku bersyukur dapat ngerasain lingkungan pendidikan yang menurut aku baik. Karna menurut aku, lingkungan itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir dan tingkah laku. Tapi kenapa aku sekarang jadi kaya gini? Ya, tentu saja jangan salahin lingkungan dong, pasti salah akunya. Hipokrit kan?” Lanjutnya.
Dari catatan yang beredar luas di media sosial, banyak netizen beranggapan masalah yang dia hadapi sebenarnya bukan bullying melainkan dirinya sendiri.
“Setelah baca ini, jadi inget kalo mental health itu penting banget. Kalo ada masalah jgn dipendem, cerita aja ke orang yg km percaya, kalo ngga sambat aja deh di twitter. Kalo perlu, datang ke psikolog, bisa dicover bpjs kok. Kesepian dan feeling useless itu kombinasi mematikan.”
Dimas dikelilingi dengan orang-orang yang sayang dengannya, pada Instagram pribadinya terlihat kerap membagikan foto bahagia bersama keluarga dan teman.
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya