Blitar, LINGKARWILIS.COM – Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Blitar Raya memberikan dampak signifikan terhadap perdagangan sapi.
Sejumlah pedagang di Pasar Dimoro, Kota Blitar, mengaku bahwa penjualan sapi mengalami penurunan drastis dalam beberapa minggu terakhir.
Pasar Dimoro, yang dikenal sebagai pasar ternak terbesar di Blitar Raya dengan hari pasaran Pon dan Legi, kini terlihat sepi. Banyak sapi yang dibawa ke pasar harus kembali dibawa pulang karena tidak laku terjual.
Solikhin, salah satu pedagang sapi di pasar tersebut, mengatakan bahwa pembeli cenderung menunda pembelian hingga kondisi kembali normal.
Baca juga : Sebanyak 251 Ekor Sapi di Kabupaten Kediri Terpapar PMK
“Kondisi perdagangan menurun. Tidak semua sapi yang dibawa ke pasar terjual, beberapa bahkan harus dibawa pulang karena tidak ada pembeli,” ujar Solikhin, Minggu (5/1/2025).
Harga sapi pun ikut terjun bebas akibat situasi ini. Penurunan harga rata-rata mencapai Rp 2-3 juta per ekor. Sapi ukuran sedang yang sebelumnya dihargai Rp 10 juta kini hanya laku sekitar Rp 8 juta.
Dengan Hari Raya Idul Adha yang tinggal tiga bulan lagi, pedagang berharap wabah PMK segera mereda agar pasar kembali normal.
Baca juga : Geger, Dua Perempuan, Kakak-Adik, Warga Ngadiluwih, Kediri, Ditemukan Tewas Membusuk
Solikhin juga mengapresiasi langkah Pemkot Blitar yang aktif memeriksa dan mengecek kesehatan sapi di pasar, serta meminta sapi yang sakit untuk dibawa pulang guna mengantisipasi penyebaran penyakit.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Blitar, Hakim Sisworo, membenarkan bahwa PMK telah memengaruhi aktivitas pasar sapi.
Pada puncak wabah, jumlah sapi yang masuk ke Pasar Dimoro turun drastis, dari biasanya sekitar 500 ekor menjadi hanya 100 ekor. Namun, Hakim menyebut situasi sudah mulai berangsur normal.
“Jumlah sapi yang masuk ke pasar sempat turun drastis saat puncak PMK, tetapi kini mulai ada perbaikan. Mudah-mudahan segera pulih sepenuhnya,” ujarnya.
Untuk memulihkan aktivitas pasar, Pemkot Blitar terus berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar.
Mereka aktif melakukan pemeriksaan kesehatan ternak serta memberikan edukasi kepada pedagang dan peternak terkait pencegahan PMK. Hingga saat ini, tercatat 18 sapi di Kota Blitar terpapar PMK, dengan satu ekor di antaranya dilaporkan mati.***
Reporter: Aziz Wahyudi
Editor : Hadiyin