Blitar, LINGKARWILIS.COM – Menghadapi kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang mulai terdeteksi, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar langsung mengambil langkah sigap. Ribuan dosis vaksin telah disiapkan untuk melindungi hewan ternak, khususnya sapi, dari penyebaran penyakit tersebut.
Kepala DKPP Kota Blitar, drh. Dewi Masitoh, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyediakan 3.000 dosis vaksin sebagai langkah pencegahan.
“Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran PMK, mengingat Kota Blitar memiliki aktivitas lalu lintas hewan yang cukup tinggi,” ujar Dewi, Jumat (3/1/2025).
Dewi menjelaskan, Kota Blitar menjadi pusat perdagangan hewan ternak karena adanya Pasar Hewan Dimoro, yang merupakan pasar hewan terbesar di wilayah tersebut. Pasar ini kerap didatangi pedagang dari berbagai daerah, termasuk luar Kota Blitar.
Untuk mencegah penyebaran PMK, DKPP menurunkan tim khusus yang bertugas memantau kondisi sapi saat hari pasaran. “Kami berharap langkah ini mampu menekan laju penyebaran PMK,” tambahnya.
Dewi mengungkapkan, pihaknya baru-baru ini menemukan tiga ekor sapi terindikasi PMK dan satu ekor sapi lainnya menderita lumpy skin disease (LSD)—penyakit kulit yang ditandai dengan bentol-bentol. Sapi-sapi tersebut diketahui berasal dari luar Kota Blitar.
“Adanya kasus ini membuat kami semakin intensif menggelar vaksinasi, yang dijadwalkan setiap enam bulan sekali,” jelas Dewi.
Baca juga : Mutasi Jabatan Strategis Warnai Awal 2025 di Polres Kediri
Dewi menambahkan bahwa mayoritas sapi lokal di Kota Blitar telah mendapatkan dua dosis vaksin. Meski begitu, program vaksinasi terus dimasifkan untuk memperkuat kekebalan ternak. Hewan yang berasal dari luar daerah juga akan diperiksa sebelum diizinkan diperdagangkan di pasar hewan.
Jika ditemukan kasus positif PMK, sapi tersebut akan diminta untuk dibawa pulang dan dirawat hingga sembuh. “Kunci pencegahan ada pada kebersihan kandang, kesehatan hewan, dan pemenuhan nutrisi yang baik,” pesannya.
Dewi juga menyebutkan bahwa pada Desember 2024, Kota Blitar sempat mencatat delapan kasus PMK, dengan satu ekor sapi mati karena kondisinya yang sudah parah. Setelah kejadian tersebut, DKPP segera menurunkan tim untuk memberikan pendampingan dan pengobatan. Saat ini, sapi yang sebelumnya terpapar dilaporkan telah pulih sepenuhnya.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang terus diperkuat, DKPP berharap penyebaran PMK di Kota Blitar dapat dikendalikan dan tidak mengganggu perekonomian peternak lokal.***
Reporter: Aziz Wahyudi
Editor : Hadiyin