Kediri, LINGKARWILIS.COM – Memasuki puncak musim kemarau di bulan Oktober ini, harga jagung di Kediri kembali anjlok alias mengalami penurunan, turun menjadi Rp 4.800 per kilogram dari sebelumnya di kisaran Rp 5.700 per kilogram.
Meskipun harga turun, hasil panen para petani tetap memuaskan karena tanaman tidak terpengaruh hama. Fluktuasi harga ini dianggap biasa oleh para petani, karena harga jagung memang sering mengalami perubahan yang cepat.
Sumarjo (40), seorang petani asal Ringinrejo, merasakan perubahan harga jagung ini setiap tahun. Namun baginya, hasil panen yang baik sudah menjadi hal yang memuaskan.
Baca juga : Prediksi Pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Ada dari Persik Kediri Juga!
“Kalau harganya bisa tembus Rp 7.000 per kilogram seperti beberapa waktu lalu, tentu lebih bagus. Tapi yang paling penting adalah tanaman tumbuh baik dan menghasilkan,” jelasnya.
Sumarjo menambahkan bahwa kunci dari panen yang baik adalah perawatan yang optimal, mulai dari benih unggul, pemupukan, pengairan, hingga pengendalian hama yang maksimal. Penyemprotan untuk mengendalikan hama juga menjadi perhatian penting dalam merawat tanaman.
“Kami juga berharap pemerintah ikut berperan dalam menjaga kestabilan harga jagung. Saat ini, jagung dijual dalam bentuk pipilan langsung kepada pedagang yang datang ke rumah,” tambah Sumarjo.***
Reporter : Wijayanto
Editor : Hadiyin