Daerah  

Hasil Pemetaan BPBD, Ada Sembilan Kecamatan di Ponorogo yang Potensial Terjadi Tanah Longsor

Sembilan Kecamatan di Ponorogo Masuk Potensi Tanah Longsor
Longsor yang terjadi beberapa waktu lalu di Desa Tugurejo, Slahung. (Sony)

Kediri, LINGKARWILIS.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mulai memasang perangkat mitigasi di berbagai lokasi memasuki musim penghujan ini.

Upaya ini dilakukan untuk mengurangi dampak potensi bencana alam, seperti banjir, angin kencang, dan longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun, menyampaikan  bahwa BPBD telah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan pemetaan titik-titik yang memiliki potensi terjadinya tanah longsor di Kabupaten Ponorogo.

Ironis, Warga Semen Sampai Hutang Bank untuk Bayar Biaya PTSL, Tapi Sertifikat Belum Jadi

“ada 9 kecamatan di Kabupaten Ponorogo yang berada di daerah dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut dan memiliki potensi terjadinya tanah longsor,.” jelasnya, Kamis (07/12/2023).

Masun menambahkan bahwa sembilan kecamatan tersebut telah memiliki riwayat terjadinya tanah longsor dalam beberapa waktu terakhir.

Ke-9 kecamatan tersebut mencakup Ngebel, Ngrayun, Pudak, Pulung, Slahung, Sooko, Sawoo, dan Jenangan, yang semuanya terletak di daerah perbukitan.

Masun juga menyoroti pemasangan Early Warning System (EWS) sebagai langkah antisipasi. Pemasangan EWS tidak hanya sebatas pemetaan, tetapi juga dilakukan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sekitar.

“Saat ini, sudah terpasang 7 EWS di beberapa titik, termasuk di Kecamatan Ngebel, Sawoo, Pulung, dan Slahung.  Lokasi pemasangan EWS terbanyak terdapat di Kecamatan Slahung, dengan tiga titik di Desa Tugurejo, Desa Nggambes, dan Wates, sementara sisanya tersebar di Ngebel, Sawoo, dan Pulung,” jelasnya.***

Reporter : Sony Dwi Prasetyo

Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *