Jakarta, LINGKARWILIS.COM – Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyatakan bahwa Ibu Kota Nusantara (IKN) dibangun sebagai sebuah kota yang tidak hanya ramah terhadap lingkungan, tetapi juga ramah terhadap individu.
“Kami bertujuan untuk membuat IKN bukan hanya sebagai kota yang ramah terhadap lingkungan, tetapi juga ramah terhadap individu. Kehangatan terhadap diri sendiri berarti kita harus membangun diri kita untuk menjadi lebih sehat,” ujar Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN, Myrna Asnawati Safitri,, Senin (19/2/24) seperti dilansir laman Tribratanews.polri.go.id..
Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, 80 persen mobilitas di IKN ditekankan menggunakan transportasi publik yang nyaman dan mobilitas aktif. Dengan masyarakat menggunakan transportasi publik, selain dapat mengendalikan pencemaran, masyarakat juga didorong untuk lebih banyak berjalan kaki.
Baca juga : Menguak Misteri Candi Tegowangi di Kediri, Benarkah Ada Simbol Yahudi yang Terselubung?
“IKN juga menyediakan ruang yang nyaman bagi warga. Kenyamanan di sini mencakup udara segar dan kemudahan beraktivitas sehingga ruang hijaunya diperluas,” jelas Deputi Myrna.
Untuk mencapai tujuan tersebut, disediakan ruang-ruang yang memadai bagi warga kota untuk melakukan aktivitas seperti berjalan kaki dengan nyaman.
“Kami bermimpi untuk menjadikan IKN sebagai kota dunia, dan salah satu konsep yang dipegang di tingkat internasional adalah konsep kota yang berkelanjutan,” harap Deputi Myrna.
Baca juga : KPU Kota Kediri Menyebut Angka Partisipasi Gen Z Meningkat, Mencapai 46 Persen
Salah satu aspek penting dari kota yang berkelanjutan adalah menyediakan ruang yang memadai bagi warga kota untuk menikmati manfaat lingkungan. Salah satu manfaat lingkungan yang sangat dibutuhkan oleh warga adalah udara bersih atau oksigen bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kota harus menyediakan udara bersih dan ruang hijau yang cukup.
“Di IKN, telah ditetapkan bahwa 75 persen dari kota akan disediakan sebagai ruang hijau, angka ini tertinggi di Indonesia. Bandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia yang hanya memiliki sekitar 30 persen ruang hijau,” tambah Deputi Myrna.
Persentase 75 persen ini terdiri dari 65 persen kawasan lindung yang saat ini banyak mengalami perubahan fungsi dan akan dikembalikan menjadi hutan tropis Kalimantan. Sementara 10 persen lainnya akan dialokasikan untuk area produksi pangan yang sehat, karena IKN memprioritaskan pangan yang sehat. Dan 25 persen sisanya akan digunakan untuk pembangunan.
“IKN adalah impian kita tentang Indonesia 100 tahun setelah merdeka pada tahun 2045. Oleh karena itu, IKN dibangun dengan visi untuk menjadi ‘kota dunia untuk semua’. Ini berarti membangun kota yang memenuhi standar-standar penting untuk kenyamanan tinggal, ramah terhadap warga, dan meningkatkan kebahagiaan. Ini adalah impian kita,” pungkas Deputi Myrna.***
Editor : Hadiyin