LINGKARWILIS.COM – Influencer sekaligus ibu tunggal, Aprila Majid kembali membagikan postingan emosional terkait perjuangannya menuntut keadilan atas kasus penelantaran anak dan keluarga yang menimpanya.
Dalam unggahan terbarunya, Aprila Majid menyampaikan bahwa putusan hakim atas kasus tersebut tinggal menghitung hari dan ia menanti apakah hukum benar-benar berpihak pada korban.
“Aku mau lihat, apa keadilan itu benar nyata adanya?” tulis Aprila Majid dalam unggahannya, seraya menyandingkan perjuangannya dengan tugas sekolah anak pertamanya yang membahas hak-hak anak.
Aprila Majid menekankan bahwa negara memiliki kewajiban melindungi hak anak sesuai Konvensi Hak Anak PBB (UNCRC).
Tuntutan yang dia suarakan setiap waktu ini tidak hanya menghadapi ketidakadilan secara pribadi, tetapi juga menyuarakan aspirasi ribuan perempuan dan anak-anak yang mengalami nasib serupa.
Bersama sahabatnya bernama Vita, ia membuat petisi yang telah ditandatangani oleh lebih dari 15.000 orang untuk menuntut agar pelaku penelantaran anak dan keluarga dijatuhi hukuman maksimal.
“Sudah dipenjara kenapa masih berisik dan berteriak? Karena merasa tuntutan jaksa tidak sebanding dengan segala rasa sakit yang sudah aku dan anak-anak lewati,” tegasnya.
Dalam curahan hatinya, Aprila menyinggung soal mantan suaminya, Muhammad Zhacky alias Edot yang diduga hidup mewah bersama perempuan lain setelah meninggalkan dirinya dan anak-anak.
Baca Juga: Marak Kasus Pembunuhan dan Kekerasan Seksual di Jombang, Ratusan Warga Minta Keadilan!
Ia menyebut telah menggugat cerai secara sah tanpa menuntut nafkah sepeser pun tetapi merasa hak-haknya sebagai istri dan ibu diabaikan selama masih berumah tangga.
“Aku mengutuk tegas dan melayangkan gugatan Pidana penelentaran anak dan keluarga ini karena merasa BERHAK karena aku menikah secara SAH Agama dan Negara dan seharusnya hak kami dihormati dan dilindungi.” Tulis April.
Aprila juga menyinggung lemahnya penegakan hukum terhadap kasus penelantaran keluarga. Ia menyebutkan bahwa meski Indonesia memiliki landasan hukum yang jelas seperti Pasal 49 UU No. 23 Tahun 2004 tentang PKDRT, UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dan KUHP praktik penegakan hukumnya masih jauh dari harapan.
“Penelantaran adalah kekerasan dalam bentuk yang paling diam-sunyi, tapi melumpuhkan,”* tulisnya.
Ia membandingkan dengan negara lain seperti Australia dan Singapura yang jauh lebih tegas dalam menjatuhkan sanksi terhadap pelaku penelantaran anak.
Postingan yang barun diunggah itu mendapaat banyak semangat positif dari mereka yang mendukung aksi April untuk memperjuangkan haknya.
Awal Juni lalu, April membeberkan sang mantan suami mendapatkan tuntunan dari jaksa dengan denda sebesar Rp 5.000.
Saat dikonfirmasi langsung melalui DM (Direct Message) Instagram soal dkebenaran denda Rp 5.000 April belum juga menjawab.
Pada akhir unggahannya, Aprila menegaskan bahwa perjuangannya bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk semua perempuan dan anak yang terpaksa bungkam karena rumitnya proses hukum.
“Aku Ibu, dan aku tidak akan menyerah. Aku berhak untuk berteriak dan menyuarakan suaraku!” serunya.
Kilas Balik Rumah Tangga April Majid dan Muhammad Zacky yang Pernah Viral
Pada pertengahan tahun 2023, nama Aprila Majid menjadi perbincangan udai membagikan unggahan pencarian suaminya yang mendadak hilang tanpa kabar.
Dalam unggahan di Instagram @aprilamajid, ia menyebut bahwa suaminya Muchamad Zhacky terakhir terlihat pada 4 Mei 2023.
Seiring berjalannya waktu, pencarian itu mengungkap kenyataan mengejutkan. Suaminya ternyata bukan hilang, melainkan diduga sengaja meninggalkannya, mengganti identitas baru dan menjalin hubungan bersama perempuan lain.
Momen paling viral terjadi saat Aprila melabrak langsung wanita yang diduga menjadi selingkuhan suaminya di sebuah bioskop tempat wanita itu bekerja sebagai kasir.
Dalam video yang tersebar di TikTok dan media sosial lainnya, Aprila dengan suara bergetar menahan amarah memperkenalkan diri sebagai istri sah Edot.
“Kamu Merry, pacar Edot kan? Iya kan? Salam kenal, yah. Boleh aku, istri sah Edot,” ujar Aprila dalam video sambil menangis.
Kejadian ini menyedot perhatian warganet karena keberanian Aprila menghadapi kenyataan pahit tersebut secara terbuka.
Kasus ini kemudian berkembang ke ranah hukum, di mana Aprila menggugat cerai dan mengajukan laporan pidana penelantaran anak dan keluarga yang kini tengah dalam proses pengadilan.
Dari kasus ini, April beberapa kali mengunggah postingan emosional yang menjadi bagian dari seruan kepada publik untuk mendukung petisi keadilan dan memberikan tekanan moral agar hukum tidak lagi memihak pada pelaku kekerasan domestik yang lolos dengan hukuman ringan.
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya
