Kediri, LINGKARWILIS.COM – Kampung Tahu Tinalan, yang terletak di Kota Kediri, telah dikenal sebagai pusat industri rumahan tahu, dengan produk utamanya, tahu takwa, yang terkenal di kalangan masyarakat.
“Meskipun banyak produsen tahu di luar Tinalan, kualitas dan variasi yang ada di sini tidak tertandingi,” ungkap Nurhayati, salah seorang produsen tahu saat ditemui Lingkarwilis.com kemarin.
Saat ini, terdapat sekitar 34 produsen tahu di sepanjang Kelurahan Tinalan. Produksi tahu di daerah ini telah berlangsung secara turun-temurun, dengan banyak keluarga yang mewarisi usaha dari generasi sebelumnya. Seperti halnya Nurhayati, yang melanjutkan usaha mertuanya dalam memproduksi tahu.
Selain tahu takwa, para produsen juga berinovasi dengan menciptakan variasi produk seperti stik tahu. Setiap penjual di Kampung Tinalan memiliki ciri khas masing-masing, baik dari segi ukuran maupun rasa, yang telah terasah melalui pengalaman bertahun-tahun. Keunikan tersebut membuat mereka memiliki pelanggan setia dan pasar yang stabil.
Baca juga : Al Makruf Babycare, Daycare Pertama di Kediri Berbasis Edukasi Keagamaan
Budi Purnomo, seorang produsen tahu lainnya, menuturkan tidak ada istilah saingan, semuanya rukun dan saling mendukung. Setiap produsen sudah punya pelanggan dan pasar masing-masing.
” Kekompakan ini menciptakan iklim usaha yang kondusif dan harmonis di Kampung Tinalan,” katanya.
Para produsen tahu di kampung ini sebagian besar masih menggunakan peralatan tradisional dalam proses produksi. Biaya yang tinggi untuk alat modern menjadi salah satu alasan mereka belum beralih ke teknologi yang lebih efisien, sehingga proses produksi menjadi lebih memakan waktu.
Namun, Nurhayati mengungkapkan bahwa ia adalah satu-satunya produsen yang telah menggunakan alat modern.
Baca juga : Polres Kediri Ungkap Modus Tersangka Kasus Keracunan, 30 Truk Barang Kadaluarsa Disita
“Dari sekian banyak penjual tahu di sini, baru saya yang pakai alat modern. Yang lain masih tradisional, sehingga produksi dalam jumlah besar memerlukan waktu lebih lama,” jelasnya.
Meskipun sebagian besar masih menggunakan metode tradisional, Kampung Tahu Tinalan tetap menarik minat banyak pengunjung. Banyak orang datang bukan hanya untuk membeli tahu, tetapi juga untuk melihat langsung proses pembuatannya. Hal ini memberikan daya tarik tersendiri bagi kampung tersebut, bahkan di tengah keterbatasan teknologi.
Mayoritas pekerja di industri tahu ini adalah warga lokal, meskipun ada juga beberapa yang berasal dari luar daerah. Sejak Kampung Tinalan dikembangkan sebagai destinasi wisata edukasi, popularitasnya semakin meningkat. Banyak pelajar dan mahasiswa yang mengadakan kunjungan edukasi untuk mempelajari proses pembuatan tahu.
Kualitas tahu takwa dari Tinalan diakui karena tekstur dan rasanya yang lebih lezat dibandingkan dengan tahu dari daerah lain, menjadikannya salah satu ikon kuliner di Kediri. Kampung Tinalan kini tidak hanya menjadi pusat produksi tahu, tetapi juga destinasi wisata edukatif yang memperkenalkan kekayaan kuliner lokal yang telah ada sejak lama.***
Penulis : Ina
Editor : Hadiyin