Daerah  

Kasus PMK Muncul Lagi di Tulungagung, Puluhan Sapi Terjangkit!

Kasus PMK Muncul Lagi di Tulungagung, Puluhan Sapi Terjangkit!
Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan kesehatan Hewan (Disnakeswan) Tulungagung, drh. Tutus Sumaryani saat memberikan pernyataan terkait merebaknya kembali kasus PMK di Tulungagung (isal/Lingkar)

LINGKARWILIS.COM – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali ditemukan di Kabupaten Tulungagung setelah sebelumnya dinyatakan bebas pada tahun 2024.

Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Tulungagung, sejak akhir November 2024, sebanyak 60-70 ekor sapi di daerah ini menunjukkan gejala yang mengarah pada PMK.

Kabid Kesehatan Hewan Disnakeswan Tulungagung, drh. Tutus Sumaryani, menjelaskan bahwa kemunculan kembali PMK berkaitan dengan musim penghujan yang meningkatkan kelembapan dan mempermudah virus serta bakteri penyebab PMK untuk berkembang. Ia mengatakan, “Pada titik di lokasi itu (lokasi ternak), kan banyak virus dan bakteri yang sebelumnya hilang justru muncul kembali.”

Residivis Jambret Ditangkap! Pelaku Sudah Beraksi 8 Kali di Tulungagung dan Trenggalek

Meskipun ada laporan kasus PMK, kondisi di Tulungagung dinilai lebih terkendali dibandingkan wilayah lain di Jawa Timur.

Hal ini berkat tingginya kesadaran peternak dalam menjaga kebersihan kandang serta respons cepat melaporkan ternak yang terindikasi PMK. “PMK kali ini bisa ditekan karena kita sudah melakukan persiapan dengan baik,” jelasnya.

Sejauh ini, tidak ada laporan kematian ternak akibat PMK di Tulungagung. Kasus yang muncul kebanyakan melibatkan sapi yang baru didatangkan dari luar daerah.

Dampak PMK Merebak, Harga Sapi Turun, Sapi Masuk di Pasar Tak Lebih dari 500 Ekor

Tutus menyebutkan bahwa lalu lintas ternak yang tinggi, terutama melalui pasar hewan, menjadi faktor utama penyebaran penyakit ini. Ia menambahkan, “Kalau di Tulungagung, kita memang tidak bisa membendung karena lalu lintas ternak begitu tinggi.”

Disnakeswan juga menghimbau masyarakat untuk mengurangi pembelian sapi dari daerah dengan kasus PMK yang tinggi, khususnya sapi perah, guna mencegah penyebaran lebih lanjut. “Kami mengimbau masyarakat jangan mendatangkan sapi baru, sapi perah terutama,” tutup Tutus.

Reporter : Mochammad Sholeh Sirri
Editor : Shadinta Aulia Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *